Blantyre, Malawi  (ANTARA) - Rakyat Malawi mendatangi tempat pemungutan suara pada Selasa untuk memilih presiden dan anggota Dewan Legislatif dalam proses yang dipandang sebagai ujian paling berat buat Presiden Peter Mutharika.

Presiden Mutharika menghadapi tantangan dari wakil presiden dan mantan pastur yang memimpin oposisi.

Malawi sengat tergantung atas bantuan asing dan seringkali dilanda kemarau, yang mengancam nyawa ribuan warga, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang.

Mutharika, mantan profesor hukum yang berusia 78 tahun, melakukan peningkatan prasarana dan pengurangan tajam inflasi dalam lima tahun masa jabatan pertamanya, tapi banyak pengeritiknya menuduh dia korupsi dan melakukan perkoncoan.

Mutharika membantah semua tuduhan itu.

Wartawan Reuters menyaksikan pemilih memberi suara mereka di Blantyre dan Lilongwe, dua kota terbesar di negara Afrika Selatan tersebut.

"Saya memiliki perasaan kuat bahwa pilihan yang saya buat akan membawa kebaikan," kata Tima Nyirongo, ibu dua anak yang berusia 31 tahun dan memberi suara di Gedung Sekolah Chirimba di Blantyre.

Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 11.00 WIB. Sebanyak 6,8 juta pemilih yang terdaftar dijadwalkan memberi suara untuk memilih presiden, anggota Parlemen dan kanselir kabupaten.

Banyak pengulas menduga terjadi persaingan ketat antara Mutharika, Wakil Presiden Saulos Chilima dan Lazarus Chakwera --yang memimpin kelompok oposisi Partai Kongres Malawi.

Chilima, mantan pejabat pelaksana telekomunikasi yang berusia 46 tahun, keluar dari partai Progresif Demokratis, pimpinan Mutharika, tahun lalu dan membentuk partainya sendiri untuk maju menantang Mutharika.

Ia telah membidik suara generasi muda dengan kampanye di media sosialnya dengan menampilkan video hip-hop.

Chilima dan Chakwera (64) telah berjanji akan menindas koruptor.

Chakwera kalah dari Mutharika dalam pemilihan umum 2014 dan saat ini telah membentuk persekutuan dengan pendahulu Mutharika, Joyce Banda..

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019