Bandarlampung (ANTARA) - Bus Rapid Transit (BRT) Kampus yang tengah dikembangkan Institut Teknologi Sumatera (Itera) di Provinsi Lampung bakal menjadi percontohan atau "pilot project" nasional pengembangan bus kampus di Indonesia.

Tahun ini, Itera akan mendapatkan bantuan sepuluh unit bus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia yang akan dioperasikan sebagai BRT Itera.

Bus yang pengoperasiannya dilengkapi dengan teknologi pendeteksi lokasi keberadaan bus dan menerapkan pembayaran secara digital ini, akan menjadi angkutan umum bagi mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan Itera dari dan menuju kampus, serta masyarakat umum di sekitar rute yang dilalui bus, kata Rektor Itera Prof Ir Ofyar Z Tamin MSc PhD, di Bandarlampung, Selasa.

Hari ini digelar rapat perdana pembahasan BRT Itera yang diadakan di Kampus Itera. Rapat ini dihadiri Rektor Itera Prof Ofyar Z Tamin, Wakil Rektor Itera Bidang Non-Akademik Prof Dr Sukrasno MS, tim dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Lampung, Dishub Kota Bandarlampung, Dishub Kabupaten Lampung Selatan, serta Tim Pengembangan SMART BRT Itera.

Perwakilan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Hadi Setyabudi P mengatakan pengembangan BRT Kampus yang dilakukan Itera adalah hal baru di Indonesia. Selama ini BRT yang ada sebatas menjadi BRT yang melayani trayek di wilayah perkotaan saja. "Ini bisa menjadi pilot project dalam pengembangan BRT Kampus. Jika nanti berhasil maka Kemenhub akan mengembangkannya di kampus-kampus lain di Indonesia," ujar Hadi.

Selain menjadi moda transportasi yang digunakan oleh sivitas akademika Itera, bus yang akan melalui rute Lampung Selatan dan Kota Bandarlampung ini, diharapkan bisa ikut mengembangkan potensi ekonomi masyarakat di lingkungan kampus. "Nantinya ini tidak hanya menjadi angkutan kampus saja, tetapi juga bisa menjadi angkutan umum yang nyaman, sehingga perlu dibahas penentuan tarif bersama-sama pemerintah daerah. Meski untuk warga kampus bisa disubsidi, seperti bayar setengah harga atau bahkan gratis," kata Hadi pula.

Rektor Itera Prof Ofyar Z Tamin menuturkan BRT Itera yang akan dikembangkan, selain menjadi moda transportasi bagi sivitas akademika menuju kampus, juga akan digunakan untuk mendukung kegiatan perkuliahan, seperti saat para mahasiswa melakukan kuliah kerja lapangan, atau kegiatan lain yang dilakukan mahasiswa pada masing-masing program studi, dan unit kegiatan mahasiswa di luar kampus.

Rektor juga menyebutkan, saat ini Itera telah memiliki sekitar 5.970 mahasiswa. Jumlah mahasiswa tersebut akan terus bertambah, dan menjadi sekitar 9.500 mahasiswa usai penerimaan mahasiswa baru tahun ini, sehingga keberadaan BRT Itera sangat dibutuhkan untuk aksesibilitas sivitas akademika Itera.

Pihak Itera akan terus melakukan koordinasi lanjutan dengan berbagai pihak, seperti dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi maupun Pemprov Lampung, Pemkot Bandarlampung dan Pemkab Lampung Selatan untuk kelancaran pengoperasian BRT Itera.

Dalam rapat tersebut, perwakilan Tim Pengembangan BRT Itera Zenia F Saraswati ST MPWK memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk pengoperasian BRT Itera, seperti sebaran lokasi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan Itera yang akan menjadi penumpang bus, karakteristik calon pengguna harian bus mulai dari jam keberangkatan dan kepulangan, kemampuan berjalan menjangkau halte, tarif yang diharapkan, hingga rute yang akan dilalui bus.

Terkait trayek, tim pengembangan BRT Itera mengusulkan dua trayek yang akan dilintasi BRT Itera, yaitu trayek I Itera-Way Kandis, dengan panjang lintasan 12,13 km melalui Jalan Terusan Ryacudu-Jl H Pangeran Suhaimi-Jl Airan Raya-Jl Ratu Dibalau-Jalan Lintas Sumatera-Jl Ryacudu-Jl H Pangeran Suhaimi-Jl Terusan Ryacudu.

Sedangkan Trayek II, yaitu Itera-Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan dengan panjang lintasan 15,30 km yang melintasi Jalan Pangeran Senopati Raya-Jl Ryacudu-Jl Sultan Agung-Jl Teku Umar-Jl Urip Sumoharjo-Jl Endro Suratmin-Jl Pangeran Senopati Raya.

Kedua trayek tersebut kini masih dalam pembahasan dengan Tim Kemenhub serta Dishub di wilayah Provinsi Lampung, Bandarlampung, dan Lampung Selatan.
Pewarta:
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019