Biasanya, konsumsi saat Ramadhan naik kuantitasnya sehingga pengeluarannya juga menjadi tidak wajar dan boros, itu harus menjadi perhatian
Jakarta (ANTARA) - Perencana keuangan Zelts Consulting Ahmad Gozali mengingatkan agar konsumsi tidak dilakukan secara berlebihan pada Ramadhan agar tidak mengganggu keuangan pribadi maupun keluarga.

"Biasanya, konsumsi saat Ramadhan naik kuantitasnya sehingga pengeluarannya juga menjadi tidak wajar dan boros, itu harus menjadi perhatian," ujar Ahmad Gozali kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Maka itu, lanjut dia, setiap pribadi membuat rencana dan mengatur arus uang yang masuk agar tidak mengganggu segala pengeluaran rutin.

Kendati demikian, ia juga mengatakan konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat pada Ramadhan dapat membantu perekonomian nasional tetap terjaga pertumbuhannya.

"Ramadhan dan Idul Fitri mendorong ekonomi nasional karena ekonomi kita kan ditopang sektor konsumsi," katanya.

Pada periode itu, lanjut dia, jumlah uang beredar dan nilai belanja masyarakat juga lebih besar dibandingkan hari biasanya. Semakin tinggi angka konsumsi masyarakat maka angka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terjaga.

Sementara itu, perencana keuangan ZAP Finance Prita Hapsari Ghozie juga mengingatkan agar masyarakat membuat anggaran untuk satu bulan ke depan agar tidak mengalami defisit dalam keuangan pribadi maupun keluarga.

"Antisipasi pengeluaran tambahan untuk sahur dan buka puasa," katanya.

Pengaturan belanja itu termasuk penggunaan tunjangan hari raya (THR) untuk urusan Lebaran dan mudik serta penganggaran dana untuk sedekah dan investasi.

 

Pewarta: Zubi Mahrofi dan Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019