Kemenperin menargetkan ekspor produk tenun dan batik pada tahun 2019 mampu menembus angka 58,6 juta dolar AS atau naik 10 persen dibanding capaian tahun lalu sebesar 53,3 juta dolar AS.
Bogor (ANTARA) - Kementerian Perindustrian memacu inovasi usaha rintisan untuk industri batik dan kerajinan melalui penyelenggaraan Innovating Jogja 2019, setelah sukses digelar pada tahun 2016 dan 2018.

“Tahun ini Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Yogyakarta kembali meluncurkan kegiatan Innovating Jogja 2019,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara lewat keterangannya diterima di Bogor, Rabu.

Kepala BBKB Titik Purwati Widowati mengatakan, kegiatan Innovating Jogja tahun ini menitikberatkan pada penumbuhan usaha yang bergerak pada bidang kerajinan dan batik.

Apalagi, batik merupakan salah satu produk unggulan yang berkontribusi cukup besar bagi perekonomian nasional melalui capaian ekspornya.

Kemenperin menargetkan ekspor produk tenun dan batik pada tahun 2019 mampu menembus angka 58,6 juta dolar AS atau naik 10 persen dibanding capaian tahun lalu sebesar 53,3 juta dolar AS.

Ekspor batik Indonesia mayoritas dikapalkan ke negara maju seperti Jepang, Belanda dan Amerika Serikat.

Kemenperin juga mencatat, nilai ekspor dari produk kriya nasional pada Januari-November 2018 mampu mencapai 823 juta dolar AS, naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 820 juta dolar AS.

Industri kerajinan di Indonesia jumlahnya cukup banyak, yaitu lebih dari 700 ribu unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,32 juta orang.

“Kegiatan Innovating Jogja secara umum menggabungkan tujuan kegiatan Innovating Jogja terdahulu, untuk menghasilkan startup kerajinan dan batik di Yogyakarta yang inovatif dengan fungsi alih teknologi dan inkubasi hasi-hasil litbang yang dihasilkan oleh BBKB Yogyakarta,” paparnya.

Menurut Titik, pada tahun 2019, pihaknya tidak hanya menyeleksi calon peserta yang memiliki inovasi di bidang kerajinan dan batik, tetapi juga mereka yang berminat untuk memanfaatkan teknologi kompor listrik batik tulis hasil penelitian BBKB.

Pendaftaran terbuka bagi masyarakat Yogyakarta di bawah usia 45 tahun, dengan mengisi aplikasi dan proposal usaha yang dapat diunduh melalui situs bbkb.kemenperin.go.id (bit.ly/FORM_IJ2019) paling lambat 31 Mei 2019.

“Calon tenant yang proposalnya lolos seleksi adminstratif dan presentasi, akan mengikuti kegiatan boot-camp. Pada akhir kegiatan boot-camp akan dipilih dua tenant inovasi dan dua tenant alih teknologi kompor listrik batik tulis untuk mengikuti kegiatan inkubasi,” jelasnya.

Keempat peserta yang dipilih akan mendapatkan program penguatan teknis produksi, pembangunan dan pengembangan bisnis dari Balai Besar Kerajinan dan Batik serta bantuan bahan produksi senilai Rp20 juta.

“Harapan kami pada tahun 2019 ini akan muncul ide inovasi bisnis yang tidak kalah dibandingkan dengan pendahulu-pendahulunya,” imbuh Titik.

Pada ajang Innovating Jogja sebelumnya, muncul inovasi bisnis yang terus berkembang, di antaranya Wastraloka yang bergerak dalam bidang seni lukis pada kerajinan kaleng, Janedan yang bergerak dalam bidang kerajinan kulit tanpa jahit, dan Alra yang bergerak dalam bidang kerajinan kulit kekinian.

Selanjutnya, mumcul pula inovasi bisnis di bidang batik, seperti Tizania Batik yang bergerak dalam bidang batik latar ringkel dan By&G yang bergerak dalam bidang tas tenun agel kombinasi batik.

Baca juga: Kemenperin dorong pelaku industri kreatif berinovasi komersial
Baca juga: Ratusan helai wastra hadir di Museum Kepresidenan
Baca juga: DPR ingin pendanaan terhadap sektor ekonomi kreatif ditingkatkan

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019