KSB dibentuk di daerah-daerah rawan bencana, dengan memberdayakan masyarakat di daerah tersebut,
Jakarta (ANTARA) - Kampung Siaga Bencana (KSB) yang diinisiasi Kementerian Sosial menjadi salah satu upaya mitigasi dengan meningkatkan kesadaran dan membudayakan masyarakat yang tanggap bencana.

"Kita harus benar-benar menyadari bahwa Indonesia daerah rawan bencana sehingga harus selalu siaga. Tentunya masyarakat yang lebih mengetahui kondisi wilayahnya masih-masing karena merupakan tempat tinggal mereka," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan tinggal di lokasi rawan bencana bukan berarti hidup dalam kekhawatiran. Bukan pula menunggu bencana datang lalu baru menggerakkan dan melatih warga kesiapsiagaan menghadapi bencana.

KSB merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dijadikan kawasan atau tempat untuk program penanggulangan bencana.

"KSB dibentuk di daerah-daerah rawan bencana, dengan memberdayakan masyarakat di daerah tersebut," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Margowiyono.

Lewat KSB warga dilatih untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana.

Hingga saat ini, sebanyak 647 KSB sudah terbentuk. Ia menambahkan, KSB bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan risiko bencana.

Selain itu juga membentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat dan memperkuat interaksi sosial anggota masyarakat, mengorganisasikan masyarakat terlatih untuk siaga bencana, serta mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang ada untuk penanggulangan bencana.

Dia menjelaskan ada lima hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan KSB. Pertama, warga Kampung Siaga Bencana, harus memiliki mental yang tangguh.

Kedua, solidaritas. Kekompakan harus menjadi ciri karakter warga KSB sebab bencana tidak akan pernah bisa dihadapi secara perorangan. Semua komponen masyarakat mulai dari remaja, sampai manula harus siaga bahu membahu.

Ketiga, kepekaan. Warga KSB harus punya kepekaan terutama dalam kemampuan mendeteksi awal dalam membaca gejala gejala alam sehingga lebih bisa mengantisipasi.

Keempat, adalah pengetahuan dan keterampilan. Warga KSB harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang bisa meminimalisir dampak bencana.

Serta kelima, warga KSB harus rajin melakukan latihan kesiagaannya. Selain kesiapan warga, peran aktif Pemda juga sangat penting untuk mengajak warga peduli bencana.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019