Liberika itu bersahabat dengan gambut. Kita dukung itu
Pekanbaru (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut (BRG) mendukung rencana Gubernur Riau untuk mengembangkan komoditas kopi liberika pada areal gambut di wilayah pesisir provinsi berjuluk Bumi Lancang Kuning tersebut.

"Liberika itu bersahabat dengan gambut. Kita dukung itu," kata Kepala Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Sumatera Soesilo Indrarto kepada Antara di Pekanbaru, Riau, Senin.

Ia menjelaskan salah satu program BRG dalam memulihkan lahan gambut adalah dengan melakukan penguatan peran masyarakat disertai dengan peningkatan ekonomi.

Dia mengatakan beberapa komoditas yang ramah dengan gambut di antaranya adalah sagu dan kopi liberika. "Misalnya di Meranti, endemik sagu, hidup suka dengan air tapi terbatas," ujarnya.

Sementara liberika dianggap memiliki nilai cukup bagus untuk dikembangkan dibanding dengan menanam perkebunan sawit, yang saat ini sebagai sumber kehidupan utama masyarakat Riau.

Namun, dia menjelaskan pengembangan liberika baru dapat dilakukan jika ada komunitas yang telah memulai atau membudidayakan komoditas tersebut.

Langkah itu dinilai penting mengingat masyarakat yang terlebih dahulu mengembangkan komoditas tersebut memiliki pengalaman, sementara BRG akan membantu pengembangan termasuk pemberian nilai tambah produk.

"Kami tergantung. Kita lihat manifestasi dari biosifisk, sosial budaya, di lanskap itu. Kalau budaya itu liberika, kita kembangkan, kita kembangkan di sana," ujarnya.

"Kita koordinasi dengan pemerintah daerahnya, dan pokmas bisa dilibatkan," lanjutnya.

Gubernur Riau Syamsuar meminta agar lahan bekas kebakaran lahan dan hutan yang sepanjang 2019 ni mencapai lebih dari 1.700 hektare dan mayoritas terjadi di pesisir wilayah itu untuk ditanami kembali dengan tanaman kopi liberika.

Syamsuar mengatakan tanaman kopi liberika dinilai layak dikembangkan di Provinsi Riau, terutama wilayah pesisir yang mayoritas berkontur lahan gambut.

Selain itu, dia mengatakan komoditas kopi saat ini diterima dengan baik di pasar dunia internasional dan sukses dibudidayakan di wilayah Kepulauan Meranti.

"Itu salah satu solusi. Kita tidak berharap lagi di situ ditanami dengan tanaman sawit," kata Syamsuar disela-sela ekspor beragam komoditas pertanian Provinsi Riau di Kantor Balai Karantina.

Dia menyebut masyarakat Provinsi Riau masih memiliki pola pikir bahwa sawit merupakan sumber kehidupan utama.

Padahal, kata dia, kopi seperti jenis liberika yang menurut dia sukses dikembangkan di wilayah pesisir seperti Kepulauan Meranti, Riau, diterima dengan baik dunia internasional. "Dan saat ini menjadi tren dunia," ujarnya.

Untuk itu, dia berharap kepada Kementerian Pertanian dapat membantu penyediaan bibit kopi untuk bisa dikembangkan di wilayah bekas karhutla.

"Kalau bisa ada bibit dari pemerintah, yang bisa cocok dengan tanaman gambut bekas terbakar. Jadi kalau bisa kita ekspor, salah satunya kopi. Itu jadi ikon internasional," jelasnya awal Maret 2019.

Baca juga: BRG dorong berdayakan ekonomi perdesaan gambut
Baca juga: Tingkatkan produksi, Kementan perluas lahan perkebunan kopi arabika di Jambi


Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019