Beijing (ANTARA) - Jajaran Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok mengusulkan perubahan nomenklatur khusus untuk cabang di luar negeri.

"Penyebutan 'istimewa' dalam PCINU diusulkan diganti dengan kata 'internasional' karena istilah istimewa tidak relevan. Seolah-olah PCINU diistimewakan sehingga kesannya ada perbedaan perlakuan antara PCNU (cabang di setiap kabupaten/kota) dan PCINU (cabang di luar negeri)," kata Katib Syuriah PCINU Tiongkok Suudut Tasdiq kepada Antara di Beijing, Minggu.

Menurut dia, penyebutan "internasional" akan lebih tepat disandang PCINU yang tersebar di beberapa negara daripada "istimewa".

"Ini merupakan hasil diskusi singkat di akhir acara Harlah NU kemarin yang selanjutnya usulan ini akan dibawa ke Muktamar NU," ujarnya.

Selain diskusi, Harlah juga diisi dengan istgasah, tahlil, dan pembacaan selawat "asyghil" yang bertepatan dengan kegiatan rutinan khataman Al Quran.

Kegiatan yang dipusatkan di Changchun, Provinsi Jilin, itu dipancarkan secara daring agar bisa diikuti warga nahdliyin yang tersebar di beberapa daerah di daratan Tiongkok.

Dalam sambutannya Rais Syuriah PCINU Tiongkok Imran Rosyadi Hamid mengajak warga nahdliyin di China turut menunjukkan wajah Islam yang damai dan ramah di dunia internasional, khususnya di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.

Salah satu ikhtiarnya adalah PCINU Tiongkok menerbitkan buku berjudul "Islam, Indonesia, dan China" yang ditulis oleh para santri di Tiongkok.

"Buku ini juga bagian dari ikhtiar kami memberikan gambaran yang jernih atas isu-isu keislaman yang muncul di Tiongkok," ujarnya.

PCINU Tiongkok yang berdiri pada 2017 itu beranggotakan para pelajar Indonesia di berbagai perguruan tinggi di China. ***3*** 

Baca juga: PCNU minta militansi perempuan NU ditingkatkan untuk menangkan Jokowi-Ma'ruf
 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019