Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Indonesia sangat serius untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau salah satunya dengan memperkuat armada pemadaman dari udara dengan 10 helikopter dan satu pesawat Cassa.

Wakil Komandan Satuan Tugas (Satgas) Siaga Darurat Karhutla Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Selasa, mengatakan armada Satgas udara merupakan gabungan dari instansi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri dan perusahaan swasta setempat.

BNPB mengerahkan dua helikopter Kamov KA-32 dan Mi8-MTV, KLHK satu helikopeter Bell 412, perbantuan dari TNI berupa satu heli Puma, dua unit Bell 412, dan helikopter Bell 429 Polri.

TNI juga mengerahkan satu pesawat Cassa 212 yang digunakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). “Pesawat Cassa digunakan untuk TMC atau teknologi modifikasi cuaca,” kata Edwar Sanger.

Sementara itu, helikopter bantuan dari perusahaan APP Sinarmas ada tiga, antara lain dua Superpuma dan heli Mi-8.

Edwar menjelaskan armada Satgas udara itu membantu kerja tim pemadam kebakaran gabungan yang bergerak di darat. Helikopter BNPB Kamov KA-32 membantu pemadaman Karhutla di Pangkalan Terap Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan pada Senin (11/3). Total dua heli tersebut menjatuhkan masing 123 kali air (water bombing) di lokasi itu.

Untuk Karhutla di Pangkalan Terap, satu helikopter Mi-8 dari APP Sinarmas juga membantu pemadaman dengan melakukan 23 kali “water bombing” atau sekitar 115 ribu liter air.

Kemudian heli KLHK tipe Bell 412 membantu pemadaman Karhutla di Jl. Datuk Madan Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai. Heli tersebut menjatuhkan 22 kali “water bombong” di Bukit Batrem.

“Sedangkan untuk TMC menggunakan Cassa 212 sudah 20 sortie (terbang) untuk menebar garam sekitar 15.800 kilogram,” kata Edwar.

Berdasarkan data Satgas, Karhutla yang terjadi di Provinsi Riau sejak Januari tahun ini luasnya sudah lebih dari 1.761 hektare dan banyak terjadi di daerah pesisir.

Hingga awal Maret ini, areal lahan gambut yang terbakar bertambah banyak karena terjadi kebakaran Desa Harapan dan Gayung Kiri Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti seluas sekitar 29 hektare (Ha). Kemudian di Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan seluas sekira satu Ha, di Parit Undal dan Parit Muksin Desa Segamai Kecamatan Teluk Meranti juga Kabupaten Pelalawan seluas dua Ha.

Kemudian. di Jl. Simpang Saleh Desa Teluk Lecah Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis seluas 10 Ha, dan di Jl. Satria Ujung, Jl. Satria, Jl. Mekar dan jl. Karya Ujung Desa Ulu Pulau Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis meluas jadi dua Ha.

Hanya dua dari 12 kabupaten/kota di Riau yang pada tahun ini tidak dilanda Karhutla, yakni Rokan Hulu dan Kuantan Singingi. Daerah paling rendah luas Karhutla sejauh ini ada di Kabupaten Indragiri Hulu yakni 1,5 Ha, sedangkan daerah paling luas dilanda Karhutla adalah Kabupaten Bengkalis yang mencapai 955,5 Ha.

Daerah-daerah pesisir tercatat paling banyak dilanda kebakaran. Selain Bengkalis ada juga Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) mencapai 254,5 Ha, Kepulauan Meranti 216.4 Ha, dan Kota Dumai 133 Ha. Kemudian Kabupaten Siak seluas 70,75 Ha, Kota Pekanbaru 21,76 Ha, Kampar 19,5 Ha, Indragiri Hilir 48 Ha, dan Pelalawan 40,5 Ha.

Edwar mengatakan Karhutla di sejumlah daerah sudah mulai bisa dikendalikan. Beberapa daerah mulai turun hujan meski sifatnya lokal, seperti di Kota Pekanbaru. Hingga Senin sore (11/3) kualitas udara juga relatif baik dari pencemaran jerebu akibat Karhutla.

Baca juga: Helikopter bom air padamkan kebakaran hutan Riau

Baca juga: TNI AU kirim pesawat Casa untuk hujan buatan di Riau

 

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019