Batu, Malang (ANTARA) - Warga yang tinggal di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste mengikuti pelatihan pengolahan daging sapi yang dilaksanakan oleh Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) dengan dukungan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertanian RI.

Sebanyak 16 orang peserta dari Desa Napan, Indonesia dan Desa Oesilo, Timor Leste akan mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan tersebut di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Malang, 10-15 Maret 2019.

Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif pembangunan perdamaian melalui pengembangan ekonomi lokal lintas batas antara Indonesia dan Timor Leste, yang diinisiasi pemerintah Indonesia dan pemerintah Norwegia dalam kerangka kerja sama selatan-selatan dan triangular untuk pembangunan institusional Indonesia dimana UNDP ditunjuk sebagai pelaksana program.

"Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam mengimplementasikan kerja sama selatan-selatan dan triangular untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," kata Duta Besar Diar Nurbintoro dari Direktorat Kerja Sama Teknik Kemlu dalam pembukaan pelatihan di Batu, Minggu (10/3) malam.
 
Duta Besar Diar Nurbintoro dari Direktorat Kerja Sama Teknik Kemlu RI mengalungkan badge peserta pelatihan pengolahan daging sapi di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Malang, Minggu (10/3/2019). (Kemlu RI)


Diar menjelaskan bahwa upaya memajukan kerja sama selatan-selatan dan triangular untuk menjaga perdamaian, dapat dilakukan melalui kerja sama teknik untuk meningkatkan kapasitas masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan Indonesia, maupun dengan negara lain seperti Afrika dan Pasifik.

"Melalui kegiatan ini masyarakat Indonesia dan Timor Leste diharapkan dapat belajar lebih banyak dari satu sama lain serta memperkuat kerja sama Indonesia-Timor Leste dalam memberdayakan masy perbatasan. Saya juga berharap adanya kesinambungan dan keberlanjutan dalam kegiatan lebih lanjut di masa depan untuk menindaklanjuti apa yang kita lakukan saat ini," ujar Diar.

Selama lima hari kegiatan, para peserta akan dilatih untuk mengolah daging sapi menjadi produk turunan yakni bakso, abon, dan sosis.

Pengolahan daging merupakan salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan bahan pangan ternak dari keadaan segar menjadi berbagai macam produk olahan yang bisa meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk.

Salah satu direktur Bagian Perindustrian dan Perdagangan Oecusse, yang merupakan zona khusus ekonomi pasar sosial Timor Leste (ZEESM TL), Domingas Sufa menyebut kegiatan tersebut sesuai dengan program inkubator bisnis yang diterapkan di wilayahnya sejak 2015.
 
Domingas Sufa menjelaskan mengenai program inkubator bisnis Oecusse, di sela-sela pembukaan pelatihan pengolahan daging sapi bagi warga perbatasan Indonesia-Timor Leste di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Malang, Minggu (10/3/2019). (ANTARA News/Yashinta Difa)

Sejauh ini, kata Domingas, masyarakat Timor Leste langsung menjual daging sapi ke pasar, tanpa mengolahnya menjadi produk lain yang lebih bernilai ekonomi.

"Setelah mengikuti pelatihan ini kami berharap bisa mengembangkan teknik pengolahan daging sapi ke kelompok-kelompok tani di Timor Leste," ujar Domingas.

Pelatihan ini juga diharapkan dapat membantu menambah pendapatan masyarakat Timor Leste, yang sebagian besar memiliki mata pencaharian di sektor pertanian dan peternakan. ***1***

Baca juga: Indonesia dukung pembangunan kesehatan Timor Leste

Baca juga: Fary Francis, penggerak olahraga di perbatasan RI-Timor Leste

Baca juga: Indonesia membantu Timor Leste menjadi anggota ASEAN

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019