Denpasar (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, Bali bersiap untuk mengatasi lonjakan sampah pada "Malam Pangerupukan" menjelang Nyepi dengan mengerahkan 1.100 tenaga kebersihan.

"Peningkatan sampah biasanya terjadi saat 'Malam Pengerupukan' yang identik dengan mengarak 'Ogoh-Ogoh'. Karena itu, guna mengantipasi adanya penumpukan sampah di jalanan dan tempat pembuangan sampah (TPS), kami menyiagakan tenaga lapangan serta armada sebanyak 73 unit," kata Kadis DLHK Kota Denpasar, I Ketut Wisada di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan penumpukan sampah dari pengalaman setiap tahun setelah malam pangerupukan akan meningkat.

"Peningkatan volume sampah pasca-pengerupukan diprediksi mencapai 15 ton yang didominasi sampah bekas Ogoh-ogoh serta sisa upacara," ujar Wisada.

Lebih lanjut dikatakan Wisada, guna mengatasi peningkatan volume sampah tersebut pihaknya telah menyiagakan sedikitnya 1.100 tenaga lapangan serta 73 armda yang terdiri dari truk angkutan, moci, pasukan, byson serta kendaraan yang tersebar di empat kecamatan.

"Kami tidak hanya menangani sampah bekas Ogoh-ogoh saja, melainkan sampah rutin dari masyarakat yang juga mengalami peningkatan harus ditangani dengan maksimal agar pelaksanaan 'Catur Bratha Penyepian' dapat terlaksana dengan khusyuk," ucapnya.

Wisada juga menegaskan bahwa seluruh personel DLHK Kota Denpasar terus memaksimalkan pengangkutan serta pembersihan saat malam pengerupukan, sehingga memasuki Hari Suci Nyepi pada Kamis (7/3) sampah telah bersih.

Wisada juga mengimbau bagi seluruh sekaa teruna (kelompok teruna teruni) dan masyarakat utamanya yang mengarak Ogoh-ogoh hingga Kawasan Catur Muka untuk tidak membuang sampah Ogoh-ogoh di jalanan, melainkan langsung dibakar di setra (kuburan) masing-masing desa sesuai dengan sastra agama dan Surat Edaran (SE) Wali Kota Denpasar.

"Sesuai dengan sastra agama, Ogoh-ogoh wajib dipralina (dibakar), jadi seusai mengarak hendaknya jangan diletakkan begitu saja di pinggir jalan, melainkan langsung dibakar dikuburan masing-masing desa pakraman," ucap Wisada.

Wisada berharap kepada semua pihak untuk ikut menjaga kebersihan serta kondusifitas rangkaian Hari Suci Nyepi Saka 1941, sehingga pelaksanaan "Catur Bratha Penyepian" dapat dimaknai dengan khusyuk sebagai ajang mulat sarira (pengendalian diri).

"Mari kita jaga bersama kebersihan serta kondusifitas selama rangkaian Nyepi Caka 1941 tahun 2019" kata Wisada.
***3***

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019