Jakarta, 27/2 (Antara) - Industri air minuman dalam kemasan (AMDK) diproyeksi potensial karena mampu mencapai pertumbuhan positif pada tahun ini karena didukung momentum pelaksanaan pemilihan umum yang dapat meningkatkan permintaan pasar dalam negeri.

 

“Tentunya, dalam acara kumpul-kumpul seperti kegiatan kampanye, akan dibutuhkan banyak air minum kemasan,” kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Abdul Rochim lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

 

Menurut Rochim, industri AMDK memiliki pangsa pasar yang cukup besar dari kelompok industri minuman ringan, dengan market share mencapai 85 persen. 

 

“Jumlah industri AMDK lebih dari 500 perusahaan, di mana 90 persennya merupakan industri kecil dan menengah (IKM),” ungkapnya.

 

Kemenperin mencatat, pertumbuhan industri minuman pada Januari-September 2018 menembus angka 10,19 persen. 

 

“Kami optimistis, pertumbuhan sepanjang tahun ini juga bisa double digit. Apalagi, di tahun politik yang biasanya permintaan akan ikut naik,” imbuhnya.

 

Potensi bisnis AMDK di Tanah Air dinilai cukup prospektif seiring penambahan modal yang terus mengalir dari beberapa produsen. Misalnya, investasi Orang Tua Group dengan merek Crystalline. 

 

Selain itu, PT Sariguna Primatirta Tbk. dengan merek CLEO yang melanjutkan ekspansi membangun tiga pabrik baru serta salah satu badan usaha milik negara (BUMN), PT Indra Karya (Persero) yang juga ikut dalam pengembangan industri AMDK.

 

“Produk AMDK dari industri dalam negeri sudah mampu kompetitif di pasar internasional,” ungkap Rochim.

 

Pada periode Januari-November 2018, ekspor produk air mineral mencapai 101.950 ton dengan nilai valuasi 16,78 juta dolar AS.

Baca juga: Sukabumi pasok 75% air minum kemasan di Jabodetabek

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019