Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian siap mengupayakan peningkatan produksi kopi dalam negeri, terutama jenis Arabika, dengan menaikkan produktivitas dari 560 kg per hektar (ha) menjadi sekitar 700-800 kg/ha. Dirjen Perkebunan Deptan, Achmad Mangga Barani, di Jakarta, Senin, mengatakan peningkatan produksi juga dilakukan dengan perbaikan kualitas tanaman. "Dalam dua tiga tahun ini kami akan memfokuskan pada peningaktan produksi kopi Arabika ini," kata Dirjen di ruang kerjanya. Menurut dia, selama ini Indonesia lebih banyak mengembangkan kopi jenis Robusta dengan luas areal mencapai 1,17 juta ha dan produksi mencapai 596 ribu ton per tahun. Sedangkan lahan perkebunan kopi jenis Arabika yang banyak diusahakan di dataran tinggi secara nasional hanya seluas 101.867 ha dengan produksi sekitar 61.251 ton. Pengembangan kopi Arabika, tambahnya, tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Bali. Sedangkan untuk jenis Robusta, yang lebih lebih sesuai dikembangkan di dataran rendah banyak terdapat terutama di provinsi Lampung dan Pulau Jawa. Sementara itu mengenai ekspo kopi Indonesia, menurut data Ditjen Perkebunan, pada 2004 sebanyak 344.077 ton dengan nilai 294,11 juta dolar AS kemudian naik menjadi 445.829 ton dengan nilai 503,83 juta dolar AS pada 2006. Namun pada 2006 ekspor turun menjadi 139.724 ton dengan nilai 187,91 juta dolar AS. Selama periode yang sama impor kopi Indonesia mencapai 5.690 ton dengan nilai 6,86 juta dolar AS sementara pada 2006 turun menjadi 2.037 ton senilai 3,66 juta dolar AS. Sebelumnya Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Deptan, Djoko Said Damardjati mengatakan, saat ini pengusaha asal Italia berminat terhadap tiga jenis kopi asal Indonesia untuk diolah sebagai produk spesial di negara tersebut. Tiga jenis kopi yang diminati importir tersebut yakni Java Arabica dari Gunung Pacet, Kopi Luwak serta Java Robusta Malang Sari dan Kayumas. "Mereka mencari kopi yang spesial sehingga membuka pangsa pasr kopi premium yang bisa dijual seharga 25 dolar AS per kilogram," katanya. Selama ini, tambahnya, kopi nasional umumnya masih diekspor dalam bentuk curah sehingga harganya hanya sekitar 8-9 dolar AS/kg.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007