Kuta, Bali  (ANTARA News) - Peningkatan kepesertaan masih menjadi tantangan bagi penyelenggara jaminan sosial di negara-negara Asia, di samping peningkatan kerja sama dan peningkatan kualitas pelayanan.

Dirut BPJS Ketenagakerjaan yang juga Ketua Asian Workers’ Compensation Forum (AWCF) Agus Susanto di acara pertemuan rutin di Kuta, Bali, Selasa, mengatakan  perlu dicarikan dan dibangun literasi yang sesuai dengan kondisi masing-masing negara untuk meningkatkan kepesertaan masing-masing penyelenggara  jaminan sosial (social security).

"A
gar cakupan dan tujuan jaminan sosial untuk semua bisa terwujud," ujar Agus usai pembukaan Seminar International AWCF.

Tantangan lain adalah meningkatkan kerja sama untuk melindungi pekerja, baik di dalam dan di luar negeri.  

Globalisasi memungkinkan insan bekerja lintas negara, di sisi lain perlu formulasi dan kerja sama agar hak mereka akan jaminan sosial tetap terlaksana di mana pun mereka bekerja.

Permasalahannya, siapa yang menjadi penjamin mereka selama bekerja di luar negeri, apakah penyelenggara jaminan sosial setempat atau jaminan sosial negara asal, ujarnya.

Agus juga mencontohkan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia di luar negeri yang menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan. Dia menilai perlu kerja sama dengan penyelenggara setempat jika terjadi klaim kecelakaan kerja, perawatan kesehatan dan lainnya.

AWCF adalah sebuah organisasi internasional yang peduli pada penyelenggaraan jaminan sosial, khususnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. AWCF pertama kali berdiri pada tahun 2012 dimana para anggotanya terdiri dari 13 institusi penyelenggara jaminan sosial dari 10 negara di Asia. 

Agus Susanto terpilih sebagai Chairman AWCF Ke-3 periode 2016-2018. Setiap dua tahun sekali diadakan pemilihan Chairman AWCF dengan kandidat dari institusi-institusi jaminan sosial ketenagakerjaan di Asia dan pertemuan tahun ini akan memilih pimpinan baru pada Rabu (23/1).

Seminar ini menghadirkan berbagai narasumber, di antaranya dari dalam negeri seperti perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, Haiyani Rumondang dan Lena Kurniawati, Bappenas diwakili oleh Maliki , dan Kantor Staf Kepresidenan oleh Bimo Wijayanto. 

Sementara narasumber dari organisasi luar negeri di antaranya Datin Azlaily Abd Rahman (Malaysia) yang merupakan representasi dari International Sosial Security Association, Markus Ruck (Jerman) mewakili ILO, dan Nobuaki Fujii dari JICA Jepang. 

Selain para praktisi dan ahli tersebut, turut hadir pula sebagai narasumber terkait kesehatan kerja, yaitu Dr. dr Dewi S Soemarko MS., SpOK dari Universitas Indonesia, dan Dr Erdy Techrisna Satyadi, MARS., MKK sebagai ahli bidang kesehatan kerja dari Ikatan Dokter Kesehatan Indonesia.

Seminar ini yang dihadiri oleh 100 orang yang berasal dari dalam dan luar negeri ini  membahas tren pengembangan perlindungan kecelakaan kerja di tengah kondisi Revolusi Industri 4.0 yang sedang terjadi.  

Baca juga: BPJS-TK sambut baik peningkatan manfaat bagi pekerja migran
Baca juga: Kepesertaan aktif BPJS-TK 2018 naik signifikan


 

Pewarta: Erafzon Saptiyulda AS
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019