... tidak benar, saya juga sudah cek semua ABK tidak ada yang begitu. Spontan mereka pun geram, sudah niat baik membantu pengungsi malah diberitakan nggak benar...
Lampung Selatan, Lampung (ANTARA News) - Ketua Paguyuban Nakhoda Kapal Pulau Sebesi-Canti-Krakatau, Sarmani, membantah pemberitaan salah satu media online bahwa para pengungsi harus membayar dengan biaya sendiri untuk kembali dari pengungsian korban tsunami ke Pulau Sebesi maupun Pulau Sebuku, di Selat Sunda, Lampung Selatan.

Dalam pemberitaan itu, dikatakan para pengungsi di Lapangan Tenis Indoor Kalianda terpaksa merogoh kocek sendiri untuk kembali ke kampung halaman mereka di Pulau Sebesi dan Sebuku.

Sarmani, dalam penjelasannya, di Lampung Selatan, Senin, permasalahan itu diketahui setelah ia dimintai keterangan oleh Dinas Perhubungan Lampung Selatan melalui sambungan telepon, sekitar pukul 22.00 WIB Minggu (6/1).

"Saya ditelepon staf Dinas Perhubungan. Katanya kami meminta bayaran kepada pengungsi yang ingin pulang. Itu tidak benar, saya juga sudah cek semua ABK tidak ada yang begitu. Spontan mereka pun geram, sudah niat baik membantu pengungsi malah diberitakan nggak benar," ujar Sarmani.

Sarmani menyampaikan, pada hari itu (Minggu), pemerintah Kabupaten Lampung Selatan sudah menyewa delapan kapal motor yang ada di bawah naungannya, bukan enam kapal seperti yang diberitakan.

"Pak Anasrullah (kepala Dinas Perhubungan Lampung Selatan) yang sewa sama saya, hari itu juga langsung dibayar tunai. Sampai saya harus pulang lagi ke Pelabuhan Canti, karena ABK minta dibayar hari itu juga," ujar Sarmani.

Ia katakan, para pengungsi yang dimintai bayaran itu mungkin pengungsi yang bukan (manifes) terdata dari Lapangan Tenis Indoor Kalianda, dan naik kapal umum di luar kapal yang sudah disewa oleh pemkab setempat.

"Saya pulang ke Pulau Sebesi ikut kapal terakhir yang disewa pemda, jam 12 baru sampai. Kalau ada pengungsi yang naik di luar kapal yang sudah disewa, itu di luar tanggung jawab kami, karena kami sudah dibayar lunas oleh pemda," kata dia.

"Bisa jadi pengungsi itu menginap di rumah saudaranya bukan pengungsi yang dari Lapangan Tenis Indoor. Begitu dengar ada yang pulang, mereka mau pulang juga. Sedangkan kapal kami sudah istirahat di Pulau Sebesi dan kembali lagi ke Pelabuhan Canti esoknya, jadi mereka naik kapal yang bukan disewa pemda," ujar dia.

Ia pun meminta mengklarifikasi pemberitaan tersebut, sebab dia tidak ingin kerja sama yang baik dengan pemerintah Kabupaten  Lampung Selatan selama ini terjalin baik, rusak hanya karena kesalahpahaman.

"Kalau begini caranya kepercayaan masyarakat kepada paguyuban kami, khususnya pemda bisa hilang. Kami nggak mau itu terjadi, apalagi banyak wisatawan yang sewa kapal datang ke sini," kata Sarmani.

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019