Lampung Timur (ANTARA News) - Sebanyak 142 kepala keluarga (KK) di Dusun Gubuk Garam, Desa Tarahan, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan yang mengungsi di kaki-kaki bukit, belum tersentuh bantuan.

Aktivis Wildlife Conservation Societies (WCS) Way Kambas, Lampung Sugio melalui pesan singkat yang diterima di Lampung Timur, Sabtu malam mengatakan ratusan KK pengungsi di dusun tersebut, banyak yang belum mendapat bantuan.

 "Izin menginformasikan dari lokasi pengungsian, di Dusun Gubuk Garam Desa Tarahan Kecamatan Katibung ada 142 kepala keluarga, di antara pengungsi terdapat anak balita, anak-anak, ibu hamil, di antara anak-anak sudah terkena ISPA, bantuan belum banyak," kata Sugio.

Menurut dia, persedian logistik dari Perkumpulan Watala, WCS Way Kambas dan dari donatur lain perorangan masih terbatas dan kemungkinan hanya bertahan untuk tiga-empat hari ke depan. Selain itu belum ada layanan kesehatan.

Saat dihubungi, Gio menjelaskan Desa Tarahan adalah salah satu desa yang terdampak tsunami yang terjadi Sabtu (22/12)  lalu, namun tidak separah daerah lain.

Di Desa Tarahan ini, sedikitnya tujuh rumah rusak disapu gelombang tsunami selebihnya tidak mengalami kerusakan.

Gio menjelaskan 142 KK mengungsi karena takut efek gelombang tsunami yang menghempas desa mereka.

Menurut dia, para warga tersebut jika pagi hari melakukan aktivitas seperti biasa seperti ke kebun, namun pada sore harinya mereka mengungsi ke kaki-kaki bukit.

WCS Way Kambas Lampung dan Watala ikut peduli bencana tsunami Kabupaten Lampung Selatan dengan mengirimkan bantuan, baik makanan dan kebutuhan dasar lainya seperti selimut kepada para pengungsi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan I Ketut Suarte ketika dihubungi membenarkan masih ada warga yang desanya terdampak tsunami mengungsi di kaki-kaki bukit dan kebun-kebun, karena merasa lebih nyaman.

Menurut dia, pengungsi di kaki bukit  belum tersentuh bantuan karena belum diketahui petugas. "Mereka menyendiri di tengah hutan kan kami tidak tahu," katanya.

Baca juga: Alat berat bersihkan sisa-sisa puing bangunan di Lampung
Baca juga: Sumbar bantu 1,4 ton rendang untuk korban tsunami

Pewarta: Edy Supriadi dan Muklasin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018