mereka harus menerapkan 'aquaculture practice' agar bahan baku yang diproduksi bagus dan berdaya saing
Jakarta (Antara News) - Pameran Aquatic Asia & Indoaqua 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempersiapkan agar perikanan budidaya memiliki daya saing tinggi dan siap menjadi bagian Revolusi Industri 4.0.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam sambutannya pada Pembukaan Aquatic Asia & Indoaqua 2018 di JI Expo Kemayoran Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa industri 4.0 akan mendorong pembudi daya perikanan dapat menerapkan praktik akuakultur berkelanjutan agar kualitas produksi berdaya saing.

"Industri 4.0 akan mendorong para pembudi daya meningkatkan kapasitas produksinya. Yang jelas mereka harus menerapkan 'aquaculture practice' agar bahan baku yang diproduksi bagus dan berdaya saing," kata Slamet.

Menurut dia, industri 4.0 tentunya akan menjadi ajang baru sekaligus tantangan bagi pembudi daya dan pelaku usaha subsektor akuakultur. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan sistem akuakultur yang efisien berbasis teknologi digital.

Selain itu, dengan adanya industri 4.0, permintaan pasar akan produk perikanan budidaya akan tinggi. Menurut laporan Bank Dunia "Fish to 2030-Prospect for Fisheries and Aquaculture, konsumsi ikan dunia pada 2030 diprediksi mencapai 151.771.000 ton yang terdiri atas ikan tangkapan sebesar 58.159.000 ton dan ikan budidaya sebesar 93.612.000 ton.

Sementara, produksi ikan dunia pada 2030 sebanyak 186.842.000 ton yang disumbang dari perikanan tangkap 93.229.000 ton dan perikanan budidaya 93.612.000 ton.

Pameran Aquatic Asia & Indoaqua 2018 yang berlangsung pada 28-30 November 2018 dengan mengusung tema "Transform Aquaculture Business Into Industry 4.0" diharapkan menjadi titik transformasi sistem akuakultur dari era konvensional ke era otomatisasi.

Acara ini juga diharapkan tidak hanya mendorong pengembangan komoditas unggulan perikanan nasional dengan memamerkan produk-produk perikanan, tetapi juga sebagai ajang bagi para pelaku industri perikanan untuk bertemu, melakukan transaksi bisnis, kerja sama bisnis, penjajakan peluang ekspor, pencapaian kesepakatan kerja sama dan menampilkan perkembangan teknologi terkini perikanan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Data Direktorat Perikanan Budidaya menunjukkan, produksi perikanan budidaya hingga triwulan III 2018 (September 2018) tercatat 13.168.430 ton.

Data ini merupakan angka sementara. Meski begitu, dibandingkan triwulan III tahun lalu, angka ini meningkat 4,36 persen. Peningkatan rata-rata produksi lele merupakan yang paling tinggi, yaitu sebesar 20,74 persen, diikuti ikan nila 13,13 persen, rumput laut 11,13 persen, dan ikan hias 3,35 persen.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018