Potensi lahan rawa untuk pengembangan pertanian seluas 21,82 juta hektare
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pemanfaatan lahan rawa dapat menjadi solusi saat paceklik penyediaan pangan.

Dalam Pekan Pertanian Rawa Nasional II di Banjar Baru, Kalimantan Selatan, Rabu, Amran mengatakan saat paceklik pangan pada setiap November, Desember dan Januari, khususnya di Jawa, maka tambahan pangan dapat dipenuhi dari lahan rawa di luar Jawa.

"Potensi lahan rawa untuk pengembangan pertanian seluas 21,82 juta hektare atau 64 persen dari total lahan rawa 34,1 juta ha di Indonesia. Saat ini, ketersediaan lahan rawa untuk perluasan areal pertanian seluas 7,52 juta hektar. Jika ini kita optimalkan, maka pangan kita semakin kuat," kata Amran dalam Peringatan Ke-38 Hari Pangan Sedunia di Kalimantan Selatan melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan dalam mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045, salah satu potensi besar yang dapat dikembangkan yakni lahan rawa. 

Indonesia memiliki lahan rawa seluas 34,1 juta ha yang terdiri dari lahan rawa lebak 25,2 juta ha dan rawa pasang surut 8,9 juta ha yang tersebar Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. 

Amran mengatakan dengan produktivitas padi di lahan rawa rata-rata empat ton per hektare, maka tambahan produksi padi bisa mencapai 60,16 juta ton gabah kering giling atau setara beras 37,30 juta ton.

Untuk percepatan peningkatan produksi padi, Kementan telah mengidentifikasi dan memulai upaya optimalisasi lahan rawa satu juta hektare di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan.

"Tantangannya, kita baru menemukan inovasi baru setelah satu sampai dua tahun dicoba. Kita coba di Sumsel dan Kalsel. Dulu, kalau musim kering terbakar hanya menghasilkan asap, tetapi hari ini dijadikan lahan produktif," kata dia.

Adapun pengembangan lahan rawa pada proyek percontohan Hari Pangan Sedunia di Barito Kuala, Kalimantan Selatan, pada 2018 mencapai empat juta ha, sedangkan yang sudah terealisasi 2,6 juta ha. 

Pemanfaatan lahan rawa ini dilakukan secara bertahap sehingga produktivitas yang dulunya dua ton per ha, menjadi enam ton per ha.

Kementan pun tengah fokus dengan penanaman lahan rawa di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan dengan target lahan yang bisa digarap kurang lebih 700 ribu sampai satu juta hektare.

"Semua lahan rawa ini nanti bukan untuk satu komoditas saja, tetapi untuk hortikultura, tanaman pangan dan peternakan. Kita prioritaskan padi, jagung, bawang merah, bawang putih, dan cabai. Komoditas ini harus kita prioritaskan," ujarnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Abdul Haris Makki menambahkan optimalisasi lahan rawa merupakan salah satu solusi mewujudkan ketahanan pangan, di tengah jumlah penduduk yang kian meningkat dan lahan pertanian yang semakin menyempit. 

Oleh karena itu, pemanfaatan lahan rawa bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani hingga mengembalikan kejayaan Kalsel sebagai lumbung padi nasional.

"Biasanya satu tahun hanya satu kali tanam, begitu datang kemarau, mudah terjadi kebakaran, asap di mana-mana sampai mengganggu penerbangan. Tapi, di Hari Pangan Sedunia kali ini kita bangunkan raksasa tidur, hingga bisa dua sampai tiga kali tanam," kata Abdul Haris. 

Rangkaian Pekan Pertanian Rawa Nasional II ini meliputi peluncuran Taman Sains Pertanian (TSP), bimbingan teknis pengelolaan lahan rawa, gelar inovasi teknologi pertanian lahan rawa di TSP lahan rawa Banjarbaru dan pameran iptek serta inovasi pertanian lahan rawa.

Pada kegiatan ini, Menteri Amran menyerahkan penghargaan kepada para pemuda tani inovatif lahan rawa dari Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sumatera Barat.

Baca juga: Peringatan Hari Pangan optimalkan lahan rawa
Baca juga: Kementan memanfaatkan lahan rawa mewujudkan lumbung pangan


 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018