Palu (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) terus bergerak menyalurkan bantuan makanan dan minuman ke sejumlah wilayah terdampak gempa di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang masih terisolir karena akses jalan darat tertutup longsor, termasuk di Kabupaten Donggala.

Penyaluran itu dilakukan menggunakan helikopter ke Wilayah Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Minggu. Mereka menyerahkan bahan makanan dan minuman kepada sejumlah warga di pengungsian.

Dari Sirenja, helikopter yang dipiloti Dadang tersebut kemudian kembali dan menerbangkan logistik ke Desa Anca, di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, untuk mengirimkan bahan makanan dan minuman di desa yang bersebelahan dengan hutan lindung dan Danau Lindu.

Babinsa, kepala desa hingga aparat setempat mengamankan bahan makanan yang diturunkan dari helikopter di lapangan Desa Anca. Mereka menyiapkan tempat bahan makanan dan minuman yang diturunkan dari helikopter dengan membuat pagar berbentuk kotak.

Barang yang diturunkan langsung dimasukkan ke bagian yang telah dipagari sehingga proses pembagian sembako bisa diatur rapi dan merata.

Helikopter milik PMI hanya bisa membawa sekira 400 kilogram sembako yang terdiri dari sembilan karung beras dan 20 dus mie instan. Bantuan yang dibawa sengaja dikurangi mengingat lokasi Desa Anca yang berada di ketinggian 3.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Penerbangan menuju lokasi tersebut juga sangat sulit karena harus melintasi gunung tinggi.

Dadang, pilot helikopter PMI yang mengendalikan penerbangan Minggu siang itu mengemukakan bahwa helikopter berada di ketinggian 4.900 kaki untuk bisa sampai ke lokasi.

"Kemarin kami sempat diserbu warga saat turunkan bantuan. Karena mereka berebutan. Ada satu plastik yang terbang dan mengenai baling-baling. Kondisi itu sangat mengganggu sebab kalau sampai baling-baling mengenai baju maka kami harus istirahat untuk perbaikan," ujar dia.

Terpaan angin juga cukup mengganggu penerbangan dengan helikopter jenis ini. Meski begitu, proses penyaluran sembako berjalan lancar.

Lokasi bantuan di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala yang berada di dataran tinggi juga mengalami musibah longsor yang menimpa perkebunan warga akibat gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR).

Helikopter PMI yang dipiloti Dadang dibantu Hari sebagai teknisi sudah beroperasi ke wilayah terisolir di Sulawesi Tengah ini sejak 4 Oktober 2018 dan mereka akan bertugas hingga 30 Oktober 2018.

Baca juga: Sebagian warga Sigi mulai bersihkan rumah

Baca juga: Desa Jonooge Kabupatean Sigi masih terisolir
 

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018