Jakarta  (ANTARA News) - Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) bersama-sama dengan Yayasan Makassar Skalia menggelar ekspedisi pinisi untuk misi kemanusiaan korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah.

Ketua Umum Iskindo, Muh Zulficar Mochtar, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa misi ini bertujuan untuk membawa bantuan bahan makanan, obat-obatan dan pakaian untuk membantu korban bencana.

"Misi pelayaran ini merupakan bentuk kepedulian dan keprihatinan Iskindo bagi korban bencana Palu-Donggala," kata Zulficar.

Pendistribusian bantuan ini menggunakan kapal pinisi karena mobilitas dan daya jangkaunya yang luas ke wilayah pesisir yang terpapar gempa dan tsunami.

Menurut Zulficar, bangsa Indonesia memiliki aset kemaritiman yaitu kapal pinisi yang bisa digerakkan untuk tanggap darurat bencana seperti saat ini.

Sementara itu, Koordinator Program Pinisi Bakti Peduli Palu-Donggala, Moh Abdi Suhufan mengatakan bahwa misi peduli Palu dan Donggala akan memakan waktu 10 hari.

"Misi ini membawa 70 ton bahan bantuan dan 37 orang relawan dengan 10 hari waktu operasi bakti," kata Abdi.

Abdi memaparkan, kegiatan yang dilakukan dalam misi ini adalah dapur umum, bantuan korban oleh relawan, pengambilan data drone serta pemeriksaan kesehatan dan konseling bagi korban.

Selain pemberian bantuan, ujar dia, pihaknya juga akan mencoba membantu pemerintah melakukan pendataan kerusakaan ekosistim pesisir.

Pelepasan tim relawan pinisi bakti dilakukan di dermaga Lantamal IV Makasasar pada Jumat (5/10). Selanjutnya kapal akan berangkat dari pelabuhan Paotere Makassar pada Sabtu (6/10).

Kapal pinisi tersebut dijadwalkan tiba di Donggala tanggal 8 Oktober dan tiba di Palu tanggal 9 Oktober.

 Baca juga: Komitmen bantuan asing untuk Sulteng mencapai Rp220 miliar
Baca juga: Pelajar Indonesia menghimpun bantuan gempa Sulteng Rp138 juta

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018