Sleman (ANTARA News) - Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan penggalian di area Dusun Bayen, Purwomartani, Kabupaten Sleman, yang diduga memiliki bangunan peninggalan kerajaan Mataram Kuno.

"Kami menduga terdapat situs bangunan pusat peradaban Mataram kuno di Dusun Bayen," kata Peneliti Pusat Kerajaan Mataram Kuno dan Lereng Timur Merapi Balai Arkeologi Yogyakarta, Baskoro Danu Cahyono, di Sleman, Rabu.

Dugaan tersebut, menurut dia, didasarkan pada temuan batu-batu candi di sekitar rumah warga.

"Selain banyaknya batu candi, dugaan juga didasari atas lokasi yang berdekatan dengan situs candi lain. Di sebelah barat daya ada Candi Sambisari, sebelah timur laut ada Candi Kedulan. Termasuk di tenggara terdapat situs Duri dan barat laut ada situs Bromonilan," katanya.

Ia menjelaskan sejak Sabtu (15/9) sampai kemarin penggalian dilakukan di satu ladang jagung milik warga di area Dusun Bayen guna membuktikan dugaan tersebut.

"Penggalian kami rencanakan selama sepuluh hari," katanya.

Ia mengatakan penelitian dilakukan sesuai dengan konsep adanya pusat kerajaan, bahwa kerajaan dilingkari perairan dan gunung.

"Konsep itu di mana letak kerajaan di lingkari samudra (air) dan gunung. Posisi situs Bayen diapit dua sungai yaitu Sungai Opak dan Kuning. Sungai tersebut, merupakan representasi dari samudra. Untuk gunung, ada Gunung Merapi di sebelah utara dan pegunungan seribu di sebelah selatan," katanya.

Ia menduga keberadaan empat candi di sekitar situs Bayen mirip dengan perbatasan karena mengacu pada konsep kerajaan kuno, di mana candi yang mengelilingi sebuah kerajaan saling berlawanan arah.

"Contohnya candi sebelah barat selalu menghadap ke barat. Kemudian, candi di sebelah timur menghadap timur. Hal itu, sesuai dengan arah candi di sekitar situs Bayen. Di mana Candi Sambisari menghadap ke barat, Candi Kedulan menghadap ke timur," katanya, menambahkan situs Bromonilan diperkirakan menghadap ke barat dan situs Duri menghadap ke timur.

"Sesuai dengan konsep tersebut, maka letak Situs Bayen ini persis berada di tengah-tengahnya," katanya

Di samping untuk mengetahui pusat Kerajaan Mataram Kuno, ia menjelaskan, penggalian ditujukan untuk memastikan dari mana asal batu candi yang ditemukan warga.

"Apakah memang berasal dari kerajaan, dan hal-hal lain yang masih perlu penelitian lebih lanjut. Untuk batu-batu candi menunjukkan dari Candi Hindu, selain itu juga ada arca Kuwera," katanya.

Baca juga: Situs Mataram kuno ditemukan di Semarang
Baca juga: Tim ekskavasi situs Liyangan temukan guci-guci kuno

 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018