Jumlah ini termasuk kecil jika melihat total populasi Indonesia
Jakarta,  (ANTARA News) - Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii mengatakan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang cenderung sedikit dibandingkan dari negara lain.

"Meskipun jumlah pelajar Indonesia di Jepang meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir mencapai 5.000 mahasiswa, tetapi jumlah ini termasuk kecil jika melihat total populasi Indonesia," ujar Dubes Ishii di kediamannya di Jakarta, Selasa.

Dengan total populasi 265 juta jiwa, Indonesia tertinggal dari Vietnam yang berhasil mengirimkan 50.000 mahasiswa untuk belajar di Jepang, padahal total populasi Vietnam hanya 96 juta jiwa.

"Karena itu saya melihat masih besar sekali ruang untuk mengembangkan kerja sama bidang pendidikan, dan Jepang sangat terbuka untuk menerima mahasiswa Indonesia," tutur Dubes Ishii.

Menyadari bahwa Indonesia adalah mitra penting, Jepang berharap dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia, dengan pengembangan sumber daya manusia.

Jepang yang unggul dalam pendidikan vokasi dan pembangunan kapasitas SDM, ingin membantu Indonesia berinvestasi pada generasi mudanya antara lain melalui pemberian beasiswa Monbukagakusho dari pemerintah Jepang.

Baca juga: Pemerintah Jepang buka beasiswa "Monbugakusho" 2019

Baca juga: Jepang tawarkan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia

"Mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang sangat pintar, serius, dan pekerja keras," kata Dubes Ishii.

Dubes Ishii berharap ke depan pemerintah kedua negara dapat membangun sebuah sistem agar mahasiswa Indonesia yang pulang ke Tanah Air setelah menuntut ilmu di Jepang, bisa lebih mudah mendapat pekerjaan.

"Kami punya perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia, jika kita bisa membangun jejaring kerja sama dengan mereka maka akan lebih banyak kesempatan kerja yang tercipta untuk para pelajar Indonesia lulusan Jepang," ujar dia. ***4***

 


Baca juga: Jepang beri beasiswa pada guru

Baca juga: Jepang tawarkan beasiswa mahasiswa Indonesia

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018