Cianjur  (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, Jawa Barat, mencatat ada empat kejadian luar biasa (KLB) keracunan selama periode Januari hingga September 2018. 

Keracunan massal di Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, menjadi KLB terbesar dengan jumlah korban mencapai 82 orang, kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, Neneng Efa Fatimah di Cianjur Senin.

Ia mengatakan, keracunan massal pertama pada 2018 terjadi di Kecamatan Gekbrong pada awal tahun dengan korban mencapai 32 orang.

"Keracunan lainnya terjadi di Kecamatan Ciranjang, bulan Juni, dengan korban sebanyak 32 orang. Selanjutnya di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, dengan korban 30 orang," tambahnya. 

Sedangkan kasus terbaru di Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, dengan total korban 82 orang, sebanyak 32 orang  menjalani rawat inap di rumah sakit umum daerah (RSUD) Cianjur dan 50 orang lainnya ditangani di puskesmas. 

"KLB di Cugenang paling banyak sampai 82 orang. Kami turunkan ambulance milik  puskesmas dan beberapa desa di sekitar untuk membawa korban," lanjutnya.

Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan 2017 yang hanya ada satu kasus keracunan dengan jumlah korban hanya 8 orang warga di Kecamatan Warungkondang. 

Ia menjelaskan, rata-rata kasus keracunan di Cianjur terjadi akibat bakteri dari makanan akibat pengolahan yang tidak higienis seperti bahan baku yang kurang segar, proses memasak dan pengemasan yang tidak sesuai standard. 

"Bisa juga karena rentang waktu antara makanan dimasak hingga disantap tamu yang cukup lama, karena sebaiknya makanan sudah dimakan sebelum 2 jam setelah matang," katanya. 

Sebab, tambah dia, jika terlalu lama dapat muncul bakteri pada makanan, terlebih kalau bahan baku kurang segar atau saat pengemasan setelah matang tidak higienis.

Sedangkan penyebab keracunan di Desa Wangunjaya, sebutnya pihaknya masih menunggu hasil labolatorium yang diperkirakan paling cepat tiga hari ke depan.

Baca juga: Puluhan warga Cugenang keracunan
 

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018