Jakarta (ANTARA News) - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebutkan banyak potensi ancaman siber menjelang pelaksanaan Pemilu 2019, namun BSSN tidak merinci seperti apa ancaman itu. 
 
"Banyak sekali. Ya kan juga bisa lihat di media, nanti kalau saya sebutin semua kok terlalu banyak," kata Kepala BSSN Djoko Setiadi, di pameran Reformasi Birokrasi Expo di Kantor BSSN, Jakarta Selatan, Senin.
 
Menurut Djoko, untuk mengatasi ancaman siber itu, pihaknya akan merangkul semua lembaga yang memiliki kemampuan siber agar pelaksana Pileg dan Pilpres 2019 berjalan aman dan lancar. 
 
"BSSN akan menggandeng dan merangkul semua komponen bangsa yang mempunyai kompetensi dan mempunyai kekuatan siber. Kita bekerja bersama-sama, sehingga BSSN tidak bekerja sendirian," ujarnya.
 
Dalam kesempatan itu, Djoko mengatakan, pameran Reformasi Birokrasi Expo yang diadakan oleh BSSN tersebut diselenggarakan selama dua hari, yakni Senin hingga Selasa (18/9). 
   
Pameran yang diselenggarakan kedua kalinya itu bertujuan mempublikasikan hasil kinerja BSSN dan berbagai macam pelayanan publik dari BSSN.
 
Selaras dengan Perpres Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, kegiatan ini mengambil tema "Reformasi Birokrasi BSSN Melaju Menuju Good Governance 2025".
   
"Ada tujuh layanan publik juga yang kita sosialisasikan, yakni pengelolaan informasi dan dokumentasi, layanan pengadaan secara elektronik, museum sandi, layanan keamanan sistem informasi, aduan siber, layanan sertifikat elektronik dan layanan konsultasi penanggulangan dan pemilihan insiden siber," ujar Djoko.
 
Berbagai kegiatan digelar dalam RB Expo BSSN 2018 ini, diantaranya talkshow "Komunikasi dalam Pelayanan" dengan menghadirkan praktisi public relation Emilia Basar, dan selebgram Ummu Balqis, diseminasi informasi tata nilai dan layanan publik dalam bentuk booth, lomba, doorprize, dan berbagai hiburan Iainnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018