Jakarta (ANTARA News) - Ketua Intergovernmental Coordination Group for Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS) Andi Eka Sakya mengatakan latihan rutin dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tsunami.

"IOC (Indian Ocean Commission) dan Unesco melihat tsunami ini jarang terjadi tapi setiap kali terjadi menimbulkan kerugian yang sangat besar sekali. Salah satu jalan yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki sistem peringatan dini dan meningkatkan literasi masyarakat," kata Andi di Jakarta, Rabu.

Andi yang sebelumnya pernah menjabat Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) itu mengatakan kesadaran masyarakat untuk memahami atau merespon dan memberi tanggapan yang bagus terhadap sistem peringatan dini perlu latihan yang terus menerus.

"Kita lihat bahwa setahap demi setahap kesadaran masyarakat mengenai tsunami akan semakin bagus dan nantinya kita berharap menjadi negara yang siap jika terjadi tsunami," katanya.

BMKG menggelar gladi atau simulasi indian Ocean Wave Exercise (IOWave18) yang dilakukan dengan dua skenario. Skenario pertama gempa Bumi berkekuatan 9,0 Skala Richter (SR) di Makran Iran yang terjadi pada Selasa 4 September 2018.

Sebagai penyedia peringatan dini tsunami untuk Samudera Hindia, BMKG akan mendesiminasikan peringatan dini tsunami ke National Tsunami Warning Center (NTWC) di 24 negara di Samudera Hindia untuk diteruskan ke badan-badan penanggulangan bencana di masing-masing negara serta masyarakat yang terancam di wilayahnya.

Skenario kedua, gempa bumi berkekuatan 9,3 SR di Sunda Trench terjadi pada Rabu 5 September 2018 pukul 10.00 WIB.

Pada tingkat nasional, BMKG berperan sebagai Pusat Peringatan Dini Tsunami Nasional yang bertanggung jawab menyebarkan informasi peringatan dini kepada para pemangku kepentingan untuk diteruskan kepada masyarakat.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan pada IOWave18 di Indonesia melibatkan 13 daerah yaitu Jakarta, Banda Aceh, Aceh Barat, Aceh Selatan, Sibolga, Nias, Pariaman, Padang, Pandeglang, Pangandaran, DI Yogyakarta, Pacitan dan Bantul.

"Dari latihan ini kita akan evaluasi apakah ada kelemahan di dalam prosedur standar operasi di masing-masing BPBD, tentunya semua harus bersinergi dari pusat informasi sampai ke daerah dan dilanjutkan ke masyarakat termasuk kesiapsiagaan kita uji semua," kata Rahmat.

Baca juga: BMKG tekankan pentingnya penguatan mitigasi gempa

Baca juga: Mendikbud: guru sisipkan pengalaman belajar mitigasi bencana


 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018