menjemput masa depannya, mereka yang punya potensi tetapi terbatas kemampuan finansialnya
Bogor (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bogor bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam bidang pendidikan melalui pemberian beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu.

"Program beasiswa Pemkot Bogor dan IPB, kita beriringan untuk anak muda menjemput masa depannya, mereka yang punya potensi tetapi terbatas kemampuan finansialnya," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto usai penandatangan MoU dengan IPB di acara Pembukaan `Dies Natalis` ke-55 IPB di Kampus Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Bima mengatakan peran penting kampus khususnya IPB dalam membantu pembangunan di Kota Bogor.

Ia mengatakan kemajuan dan perubahan Kota Bogor tidak terlepas dari IPB, semua yang mengiringi perkembangan kota terdapat sentuhan dari keluarga besar IPB.

"RPJMM Kota Bogor dirancang oleh IPB, menyumbang gagasan, apreasi yang diterima Kota Bogor, berarti sama apresiasi untuk IPB," katanya.

Bima menyakini, pentahelix antara kampus, pemerintahan, LSM, komunitas, swasta, dan media memiliki peran yang sama dalam pembangunan.

Pemerintah lanjutnya, tidak bisa sendiri tanpa dalam pembangunan. Kota-kota di Republik Indonesia harus didorong oleh kekuatan gagasan, ide-ide, inovasi dari kampus.

"Kota harus dibangun dengan kekuatan gagasan, Iptek, bukan dengan otot," lanjutnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fahrudin menyebutkan, kerja sama bidang pendidikan khususnya pemberian beasiswa sudah berjalan dua tahun ini.

Setiap tahun ada 20 anak yang diberikan beasiswa dengan besaran Rp16 juta per tahun untuk biaya pendidikan.

"Beasiswa ini khusus untuk anak dari Kota Bogor yang berasal dari keluarga tidak mampu," katanya.

Selain dengan IPB, Pemkot Bogor juga bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Indonesia.

Sementara itu, Rektor IPB Dr Arif Satria menambahkan, arah pendidikan IPB ke depan selaras dengan revolusi industri 4.0 melahirkan lulusan yang memiliki daya saing, serta mempunyai skill yang dapat menjadi solusi bagi problem bangsa.

Baca juga: Makin sedikit mahasiswa pilih jurusan pertanian

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018