Tahun 2025 itu kira-kira pembangkit listrik kita sudah mencapai 100.000 MW, berarti 23 persennya itu adalah 23.000 MW harus dicapai. Sekarang baru 9.000 MW
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera menghasilkan energi listrik terbarukan sebesar 23.000 MW pada 2025.

Saat ini persediaan energi listrik terbarukan yang sudah dihasilkan mencapai 9.000 MW, sehingga dalam kurun waktu tujuh tahun mendatang dibutuhkan 14.000 MW lagi.

"Tahun 2025 itu kira-kira pembangkit listrik kita sudah mencapai 100.000 MW, berarti 23 persennya itu adalah 23.000 MW harus dicapai. Sekarang baru 9.000 MW, jadi dalam waktu tujuh tahun kita butuh 14.000 MW energi terbarukan," kata Wapres Jusuf Kalla saat membuka The 7th IndoEBTKE ConEx 2017 di Balai Kartini Jakarta, Rabu.

Dengan kebutuhan 14.000 MW energi terbarukan hingga 2025 tersebut, artinya Pemerintah Indonesia harus mampu menghasilkan pasokan listrik dari energi terbarukan sebanyak 2.000 MW setiap tahunnya.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, pada 2025 di Indonesia dapat mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan dengan menerapkan diversifikasi energi.

"Apabila tidak dicapai 2.000 MW per tahun, kita melanggar aturan PP energi ini. Bukan hanya melanggar peraturan, tapi di Jawa ini akan kotor karena dengan menambah terus fosil, batu bara walaupun 'supercritical' atau 'super extra critical', tetap saja batu bara mempunyai suatu sistem itu," jelas Wapres Kalla.

Pemerintah Indonesia melalui PP tersebut ingin menerapkan diversifikasi energi dengan melakukan pembaruan energi melalui penggunaan batu bara sebesar 45 persen dan energi terbarukan sebanyak 23 persen dari produksi energi di Tanah Air.

Bauran energi pada sektor pembangkit saat ini masih didominasi oleh batubara sebesar 58,64 persen, disusul kemudian gas 22,48 persen dan Energi Baru Terbarukan 12,71 persen.

Pemerintah menargetkan tahun 2018 mendatang konsumsi listrik masyarakat akan meningkat mencapai 1.129 kWh per kapita. Pada kurun 2017-2018, untuk pertama kalinya Indonesia menembus angka konsumsi listrik diatas 1.000 kWh per kapita. Kenaikan ini menjadi sinyal positif bagi tumbuhnya perekonomian nasional.  

Baca juga: Pembangkit listrik energi terbarukan minim dampak negatif
Baca juga: PLTB Sidrap perintis energi baru terbarukan


Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: M. Arifin Siga
Copyright © ANTARA 2018