Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengalungkan langsung medali emas pertama bagi Indonesia kepada atlet taekwondo putri Defia Rosmaniar.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dan menyaksikan langsung pertandiangan taekwondo di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Minggu.

"Taekwondo memang targetnya satu emas dan alhamdulillah tadi Defia Rosmaniar mendapatkan satu emas, artinya targetnya terpenuhi di taekwondo. Semua saya kira bahagia, senang, dan kita harapkan nanti cabang-cabang olahraga yang lainnya juga sesuai dengan target atau melebihi target. Harapan kita itu ya. Ini adalah emas pertama," kata Presiden seusai pengalungan medali sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Medali emas pertama untuk kontingen Indonesia di ajang Asian Games 2018 itu diraih Defia dalam nomor poomsae individu putri.

Kebahagiaan Defia semakin lengkap setelah medali emas yang dia raih dikalungkan langsung oleh Presiden Joko Widodo yang telah hadir sejak pukul 14.00 WIB dan menyaksikan penampilan Defia dari babak semifinal. Senyum bahagia terlihat di wajahnya saat medali emas dikalungkan oleh Kepala Negara.

Defia Rosmaniar tampil sebagai juara setelah pada partai final mengalahkan taekwondoin Marjan Salahshouri asal Iran dengan nilai 8.690-8.470. 

Baca juga: Taekwondoin Defia persembahkan emas pertama untuk Indonesia

Tangisan bahagia Defia pun pecah seketika hingga ia pun bersujud lalu berlari mengelilingi lapangan sambil membentangkan bendera Merah Putih.

Dia kemudian berlari menuju ke tribun VIP di mana Presiden Joko Widodo duduk. 

Tampak hadir juga di tribun tersebut Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-Yon, Presiden World Taekwondo Chungwon Choue, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Belia dan Sukan Malaysia Syed Saddiq, dan Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia Komjen Pol Syafruddin yang juga turut memberikan ucapan selamat dan bersalaman dengan Defia.

Sebelumnya, Defia mengalahkan Yun Jihye dari Korea Selatan dengan nilai 8.520-8.400 pada babak semifinal. 

Kehadiran Presiden tidak membuatnya menjadi tegang, namun justru memberikan motivasi besar buat taekwondoin berusia 23 tahun ini.

"Perasaannya senang dan bangga. (Kedatangan Presiden) menambah semangat juga karena Bapak Presiden peduli dengan kita. Alhamdulillah tadi beliau bilang ini medali emas pertama Indonesia," kata Defia seusai pengalungan medali.

Baca juga: Defia Rosmaniar persembahkan medali emas untuk ayah

Berlangsung ketat
Pertandingan final taekwondo nomor poomsae individu putri berlangsung dengan ketat. 

Pada babak pertama, Defia sempat sedikit goyah karena kuda-kudanya yang tidak sempurna.
Namun tak berselang lama, Marjan Salahshouri juga melakukan kesalahan. 

Setelah melakukan tendangan berputar, posisi Marjan terlihat bergeser karena kuda-kuda yang tidak kokoh. 

Nilai akhir di babak pertama 8.360-8.620 untuk keunggulan Defia.

Di babak kedua, Defia tampil lebih percaya diri. Seluruh gerakan yang sulit bisa ia lakukan dengan sempurna. 

Sementara Marjan terlihat kesulitan dan setidaknya melakukan tiga kali kesalahan.

Dukungan penonton yang terus meneriakkan yel-yel "Indonesia!" membuat Defia semakin bersemangat hingga akhirnya berhasil menuntaskan tugasnya dengan sempurna.

Baca juga: Kebanggan Defia Rosmaniar ditonton Presiden hingga final

Chef de Mission kontingen Indonesia Komjen Pol Syafruddin mengucapkan rasa syukurnya karena hingga hari ini Indonesia telah meraih 1 medali emas dan 1 medali perak. 

Medali perak dipersembahkan oleh atlet wushu Edgar Xavier yang meraih medali perak pada nomor Cangquan putra dengan angka 9.72.

"Saya bertemu (Defia) memberikan beberapa petuah-petuah supaya rileks bahwa harga diri dan martabat bangsa ada di pundaknya. Alhamdulillah sore hari ini medali emas Indonesia pertama. Presiden sangat apresiasi karena di hari pertama Asian Games, Indonesia sudah mempersembahkan 1 emas dan 1 perak," katanya.

Baca juga: CdM Indonesia sambut positif kemenangan Defia

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018