Jakarta (ANTARA News) - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menyebutkan anggaran eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) tahun depan sebesar 642 juta dolar AS.

"Tahun depan kami akan eksplorasi besar, untuk menemukan target cadangan migas baru," kata Amien ketika berdiskusi tentang migas di Kantor Pusat Muhamadiyah Jakarta, Senin.

Amien juga menjelaskan bahwa pada akhir tahun 2018 akan mendapatkan dana tambahan 1,5 juta dolar untuk eksplorasi.

Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyebutkan saat ini Indonesia memiliki cadangan terbukti minyak bumi sekitar 3,3 miliar barel.

Berdasarkan data yang dihimpun Antara dari Kementerian ESDM, dengan asumsi produksi konstan 800.000 per hari tanpa adanya temuan cadangan baru, maka dalam 11 hingga 12 tahun ke depan Indonesia tidak mampu memproduksi minyak bumi lagi.

"Ini mungkin tidak 11-12 tahun kedepan, karena produksi akan turun. Tahun depan mungkin turun menjadi 700.000 (bph) dan seterusnya," ujarnya.

Faktor teknologi dan temuan cadangan baru, sebut Arcandra, merupakan kunci keberlangsungan produksi minyak bumi di Indonesia.

Menurut Arcandra, teknologi eksploitasi minyak bumi saat ini hanya dapat mengambil 40-50 persen cadangan minyak dari dalam perut bumi.

"Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa menguras lebih. Selama anak cucu kita bisa menemukan teknologi itu, kita tidak akan bisa memproduksi lebih dari itu. Untuk gas lebih baik, kita masih (memiliki cadangan) 25-50 tahun ke depan," ungkapnya.

Lebih lanjut Arcandra menjelaskan, cadangan terbukti minyak Indonesia yang mencapai 3,3 miliar barel tersebut bukanlah cadangan yang melimpah. Bila dibandingkan dengan cadangan terbukti minyak dunia, hanya setara dengan 0,2 persen. Selain itu, Reserve Replacement Ratio (RRR) Indonesia juga dinilai masih rendah.

"Kita hanya mampu reserve replacement ratio 50 persen. Itu adalah rasio berapa banyak yang kita ambil terhadap berapa banyak (cadangan minyak) yang kita temukan. Kita dua kali lebih banyak mengambil daripada menemukan, sementara negara-negara tetangga RRR-nya banyak yang di atas 100 persen," kata Arcandra.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018