Jakarta (ANTARA News) - Sumber Daya Genetik Pertanian Indonesia merupakan salah satu bagian dari eksistensi dunia yang memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi (mega-biodiversity country), salah satunya adalah sumber daya genetik (SDG) pertanian yang merupakan komponen utama penyangga ketahanan pangan dan perkembangan ekonomi dunia.

Kekayaan SDG pertanian menjadi keunggulan komparatif Indonesia yang harus dilestarikan keberadaannya agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kehidupan yang lebih baik.

 Hal tersebut disampaikan peneliti BB Biogen, Dr Tri Puji Prijatno, dalam Workshop Sinergi Lembaga Pusat Unggulan Iptek (PUI) dengan tema ‘Pengembangan Peta Spasial dan Sidik Jari DNA SDG Pertanian’, yang berlangsung di kantor BB Biogen pada Selasa (24/7).

Menurut Puji, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang berperan utama dalam kegiatan konservasi SDG dengan bank gen dan pemanfaatan untuk pertanian oleh para pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah. SDG tersebut dikumpulkan dari seluruh wilayah Indonesia, introduksi, dan hasil pemuliaaan dikoleksi dan didokumentasi di Bank Gen Balitbangtan.

“Upaya konservasi SDG secara ex situ melalui ban gen harus mampu berkonstribusi maksimal dalam pelestarian SDG, dan mendorong pemanfaatannya untuk ketahanan pangan dan pembangunan pertanian berkelanjutan. Berbagai permasalan muncul tidak terlepas dari berbagai aktivitas manusia dan alih fungsi lahan yang terus mendesak ruang eksistensi SDG, khususnya SDG lokal yang telah beradaptasi secara spesifik dengan agroekologi tertentu.” ujar Puji.

Puji menambahkan, apabila erosi SDG pertanian tidak dikendalikan maka banyak potensi SDG yang akan punah dan membuat generasi mendatang kesulitan dalam beradaptasi terhadap berbagai macam perubahan, menjamin kecukupan pangan, serta menghadapi pertumbuhan ekonomi.

“Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah erosi SDG pertanian adalah mengembangkan monitoring dan sistem peringatan dini terhadap hilangnya SDG di suatu daerah. Hingga saat ini, belum ada mekanisme baku di Indonesia untuk memonitor situasi yang menyebabkan SDG pertanian dalam bahaya,” tambah Puji.

Selain peneliti dari BB Biogen, terdapat berbagai lembaga penelitian lingkup Balitbangtan yang hadir dalam workshop ini. Diantaranya BB Padi, Balitkabi, Balit Serealia, Balithi, Balitbu, Balitsa, Balittro, Balittas, Balit Palma, dan BB Litvet. Serta lembaga dari luar Balitbangtan seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Badan Tenaga Nuklir Nasional.

Rencananya, hasil kegiatan sinergi ini akan ditindak lanjuti dengan perancangan kerja sama kegiatan antar lembaga PUI, seperti rencana penelitian pemetaan genetik kedelai antara BB Biogen dengan Balitkabi. Sinergi BB Biogen dengan Balithi juga akan diwujudkan dalam kerja sama penelitian sidik jari dan mikropropagasi DNA anggrek.

Kerja sama penyusunan database SDG pertanian juga akan segera dilakukan dengan Balitbu, Balittas, dan Balitro.

Melalui kegiatan sinergi kali ini diharapkan masing-masing lembaga PUI dapat mengoptimalkan kemampuan dan keunggulannya sebagai lembaga litbang, serta mencegah terjadinya tumpang tindih riset.

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018