Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan kementeriannya berkomitmen dan siap bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memberikan perlindungan bagi anak-anak korban bencana.

"Kami KPPPA siap bekerja sama dengan BNPB karena persoalan perempuan dan anak adalah masalah kemanusiaan," kata Menteri Yohana di Jakarta, Selasa.

Pada workshop "Penanganan Anak Dalam Keadaan Darurat Bencana" di Gedung BNPB tersebut, Yohana menegaskan bahwa kementerian yang dipimpinnya hanya bersifat koordinatif.

"Misalnya terjadi bencana di suatu daerah pertama saya berkoordinasi dengan Menteri Sosial, untuk masalah bantuan kesehatan koordinasi dengan Kemenkes seperti makanan bergizi, peralatan untuk ibu hamil, kebutuhan khusus perempuan termasuk untuk anak," katanya.

Dia mengatakan, negara bertanggung jawab memperhatikan hak, memberdayakan dan melindungi perempuan dan anak. Anak-anak sebagai kelompok rentan belum bisa menyelamatkan diri sendiri sehingga peluang mereka menjadi korban pada saat bencana lebih besar.

Mereka juga bisa mengalami trauma fisik dan psikis. Selain itu keterbatasan kebutuhan dasarnya seperti pangan, mengakibatkan mereka mengalami kekurangan gizi.

Terbatasnya pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih di pengungsian menyebabkan mereka mudah terserang berbagai macam penyakit.

Akses terhadap pendidikan, perolehan informasi dan hiburan dari media massa juga terbatas. Anak-anak berisiko terhadap tindak kekerasan seperti menjadi sasaran perdagangan anak.

Lebih lanjut dia menjelaskan, selama ini Kementerian PPPA telah melakukan beberapa hal terkait perlindungan anak pada situasi bencana seperti menyusun pedoman kesiapan keluarga menghadapi bencana, melakukan sosialisasi penanganan anak korban bencana bagi relawan sosiap di empat provinsi.

Serta melakukan pelatihan penanganan anak korban bencana bagi pemuda relawan sosial di lima provinsi.

Menurut data BNPB jumlah pengungsi akibat bencana yang terjadi di Indonesia dalan kurun waktu empat tahun terakhir yaitu Januari 2015 hingga Juni 2018 mencapai 176.480 Kepala Keluarga atau 730.657 jiwa.

Dari jumlah tersebut terdata bayi sejumlah 5.077 jiwa, balita 13.167 jiwa dan orang berkebutuhan khusus 156 jiwa.
 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018