Simalungun, Sumut, (ANTARA News) - Ratusan warga dan keluarga korban KM Sinar Bangun mengikuti ibadah untuk mendoakan korban yang tenggelam di perairan Danau Toba.

Proses ibadah tersebut digelar di lokasi monumen tenggelamnya KM Sinar Bangun yang berjarak hanya sekitar 20 meter dari Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Selasa.

Prosesi ibadah keluarga korban yang beragama Nasrani dengan kebaktian yang dipimpin Bishop Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Pendeta Oloan Pasaribu, yang didampingi Ephorus Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Pendeta Rumania Purba, Ketua Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Agustinus Purba, dan Kepala Departemen Apostolat GKPI Pendeta Humala Lumbantobing.

Sedangkan keluarga korban yang beragama Islam menggelar sholat gaib dan doa bersama yang dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Simalungun Abdul Halim Lubis dan Pimpinan Persulukan Naghsabandiyah Tuan Guru Muda Sakban Rajagukguk.

Dipimpin Pimpinan Persulukan Naghsabandiyah Tuan Guru Muda Sakban Rajagukguk, keluarga korban yang beragama Islam terus melakukan zikir di area monumen.

Ketika memasuki proses berdoa, terlihat banyak keluarga korban yang menangis karena tidak tidak akan bertemu lagi dengan keluarganya yang tenggelam di perairan Danau Toba.

Usai menjalankan ibadah, keluarga korban KM Sinar Bangun dibawa ke pinggiran Danau Toba untuk kegiatan tabur bunga.

Setelah proses tabur bunga, seluruh keluarga korban kembali ke lokasi semula untuk menyaksikan peletakan batu pertama monumen KM Sinar Bangun.

Sebelumnya, kapal kayu KM Sinar Bangun yang mengangkut seratusan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6), sekitar pukul 17.30 WIB.

Dalam proses pencarian, tim gabungan telah menemukan 21 korban selamat dan tiga korban tewas.

Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018