Denpasar (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Bali menyiagakan sebanyak 4.731 personel yang nantinya mengatur lalu lintas saat terjadi arus mudik Lebaran 2018.

"Petugas kami siap memantau arus lalu lintas jalur pemudik agar mereka bisa tiba di kampung halaman dengan selamat. Ini menjadi agenda rutin tahunan kami dalam pengamanan jalannya arus mudik yang selalu ada peningkatan," kata Wakpolda Bali, Brigjen (Pol) I Wayan Sunartha usai melaksanakan Apel pasukan dalam rangka Operasi Ketupat Tahun 2018 di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Rabu.

Dia mengatakan, pengerahan ribuan personel ini dalam rangka Operasi Ketupat Tahun 2018.

Operasi ini dilakukan pada 7-24 Juni 2018 bertujuan memberikan rasa aman kepada masyarakat, khususnya para pemudik yang hendak ke kampung halaman untuk melaksanakan Hari Raya Lebaran.

Polda Bali sudah membuat pos keamanan sebanyak 62 pos, untuk memantau sejumlah titik kerawanan arus lalu lintas menjelang arus mudik di Bali ke Pulau Jawa yakni di kilometer 17 daerah Kediri, Kabupaten Tabanan.

Kemudian, titik rawan di kilometer 18 hingga 20 di Jalan Kediri, Tabanan, Bali. Selanjutnya, di kilometer 39 daerah Tabanan dan kilometer 91 di Kabupaten Jembrana maupun kilometer 97 Kabupaten Jembrana. Demikian di Jalan Banyubiru, kilometer 100 di Kabupaten Jembrana juga menjadi atensi anggota Polda Bali.

"Ini menjadi atensi kita karena banyak jalan tanjakan dan menikung di kilometer itu yang merupakan jalur rawan kecelakaan (maut). Sehingga jalur ini kami mengerahkan anggota untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas," katanya.

Wayan Sunartha meyakini, tidak akan terjadi kepadatan arus bongkar muatan di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, karena kapasitas jumlah kapal dan kapasitas kapal sudah diantisipasi pihak yang berwenang. Termasuk juga banyak badan jalan di kawasan pelabuhan juga sudah dipersiapkan untuk menampung kendaraan pemudik.

"Tim terpadu juga sudah melakukan antisipasi dengan membuat jalur alternatif, apabila terjadi kepadatan arus mudik. Kami memantau sudah ada masyarakat yang lebih awal melakukan mudik lebaran dan ini juga dapat menekan kemacetan jelang Lebaran dan tidak menumpuk di Pelabuhan Gilimanuk," katanya.

Ia menyampaikan, ada empat potensi kerawanan yang diwaspadai Hari Lebaran 2018 yakni peningkatan harga kebutuhan pokok maupun ketersediaan pangan, kelancaran arus mudik maupun arus balik, ancaman tindak pidana terorisme, bencana alam dan gangguan kamtibnas seperti pencurian pada rumah kosong, begal dan hipnotis.

Karena itu, pihaknya meminta kepada seluruh anggota dapat mengambil langkah preentif dan preventif sehingga menekan keempat potensi kerawanan itu.

"Saya sudah meminta seluruh tim terpadu berkoordinasi dengan TNI, BMKG, Basarnas, pemerintah daerah dan stake holder terkait untuk melakukan peninjauan lapangan, dalam upaya mengantisipasi potensi bencana alam," katanya.

Pihaknya mengapresiasi kepada seluruh pihak pada apel Operasi Ketupat 2018 di Pulau Bali. Diharapkan pengabdian yang dilakukan dengan keikhlasan dapat menjadi sebuah catatan amal ibadah di Bulan Suci Ramadhan ini.

Baca juga: 177.000 personel dukung Operasi Ketupat 2018

Pewarta: I Made Surya Wirantara Putra
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018