Mari kita bersama memberikan pencerahan kepada mahasiswa yang lain."
Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengajak para mahasiswa untuk turut menjaga situasi keamanan dan ketertiban.

"Oleh karena itu, Polri merasa bahwa mahasiswa menjadi mitra yang penting dalam membantu Polri dalam menjaga situasi kamtibmas, percuma kita memiliki letak geografis yang baik, tetapi negara kita tidak aman. Oleh karena itu, kita harus menjaga keamanan ini," ujar Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam siaran pers.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara buka puasa bersama Ketua BEM se-Jabodetabek di Wisma Bhayangkari, Jakarta pada Selasa malam.

"Saya merasa senang bisa berkumpul bersama, tujuan kita adalah silaturahmi. Karena Polri tidak dapat bekerja sendiri dalam menjaga keamanan dan ketertiban bangsa tanpa ada kerja sama dari para pemangku kepentingan," kata Tito dalam acara yang berlangsung tertutup tanpa kehadiran awak media tersebut.

Menurut dia, kegiatan silaturahmi ini merupakan kegiatan yang baik untuk dilakukan terlebih dalam suasana bulan suci Ramadhan.

Ia menjelaskan di negara ini banyak perubahan terjadi karena peran mahasiswa, apalagi mahasiswa merupakan pihak yang tidak terlibat partai politik dan masih memiliki keinginan kuat dalam mewujudkan impiannya sehingga gerakan mahasiswa memiliki peran penting dalam membangun bangsa.

Kapolri mengatakan, saat ini Indonesia sedang menghadapi pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 yang dapat menimbulkan potensi konflik sehingga perlu adanya langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah terjadinya konflik tersebut.

"Karena ada perbedaan pendapat dalam memilih pemimpin. Kita sudah berfikir mulai dari awal proses Pilkada, kita dapat menjaganya dengan aman. Hal ini juga karena ikut sertanya mahasiswa untuk mendinginkan suasana," kata dia.

Tito juga mengatakan bahwa Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games 2018 disibukkan dengan berbagai persiapan Asian Games serta persiapan untuk menghadapi Pemilu 2019. Maka, mahasiswa diharapkan mampu bekerja sama dengan Polri untuk mewujudkan situasi yang kondusif.

"Agar situasi dalam menghadapi event-event kedepan tetap sukses dan kondusif," katanya.

Kemudian, Tito juga berharap agar mahasiswa bersikap selektif dalam menyebarkan berita. Sebab, saat ini banyak berita-berita bohong yang beredar dengan tujuan untuk menyebarkan ideologi terorisme yang dikhawatirkan dapat melahirkan pelaku-pelaku teror yang teradikalisasi.

Tito mengatakan Polri sudah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi aksi teror di kemudian hari. Salah satu upaya Polri adalah melakukan penangkapan terhadap para pelaku teror, namun hal ini tidak akan sepenuhnya menyelesaikan masalah jika penyebaran ideologi terorisme tidak dihentikan.

"Untuk saat ini kita harus bisa membangun ketahanan terutama dikalangan muda ini lebih selektif, karena sasaran utama mereka adalah kalangan muda. Oleh karena itu, saya harap mahasiswa jangan pernah ikut menyebarkan berita-berita yang tidak jelas agar selektif dalam menyebarkan berita," katanya.

Menurut dia, untuk menghindari hal tersebut maka mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan kecerdasan dan keilmuan yang mereka miliki untuk menyaring informasi yang didapatkan sebelum menyebarkan informasi tersebut.

"Mari kita bersama memberikan pencerahan kepada mahasiswa yang lain," katanya.

Dalam acara tersebut turut hadir beberapa pejabat utama Mabes Polri seperti Kabaintelkam Komjen Pol Lutfi Lubihanto, Kabaharkam Polri Komjen Pol Moechgiyarto, Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan Irjen Pol Lucky Hermawan, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.

Kemudian, Kadiv Propam Polri Irjen Pol Martuani Sormin, Kakorlantas Irjen Pol Royke Lumowa, Dankor Brimob Polri Irjen Pol Rudi Sufahriadi, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis, Kapolres jajaran Polda Metro Jaya dan kurang lebih 200 orang perwakilan BEM se-Jabodetabek.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018