Makassar (ANTARA News) - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Soni Sumarsono meminta Komisi Informasi (KI) Provinsi Sulsel turut berperan dalam memberantas "hoax."

"Saya dapat instruksi nasional untuk mewaspadai hoax yang makin masif, seolah negara kita absen, untuk itu perlu sebuah gerakan turun langsung ke masyarakat yang juga dilakukan oleh KI Sulsel," kata Soni usai menerima kunjungan KI Sulsel di Makassar, Senin.

Ia mencontohkan gerakan ini dapat disebut sebagai "Gerakan Sadar Informasi" yang melibatkan berbagai pihak, bersifat masif, dan menyasar segmen yang potensial seperti pelajar dan mahasiswa.

"KI bisa bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika, serta Dikti, turun ke bawah menangkal `hoax,` ujaran kebencian, dan SARA," jelasnya.

Ketua Komisi Informasi Provinsi Sulsel Pahir Halim menyebutkan bahwa memang menjadi tugas KI Sulsel untuk memberikan edukasi penanggulangan hoax dan menjembatani kebutuhan informasi publik.

"Ada tantangan dari Gubernur khususnya dalam menanggulangi hoax, jadi benar yang dikatakan oleh Pak Gubernur bahwa sasaran kita adalah menaggulangi hoax, terutama pada kelompok strategis," kata Pahir Halim.

Lebih lanjut, kelompok strategis yang menjadi sasaran adalah kaum milenial anak muda usia sekolah dan perguruan tinggi.

"Kami juga sudah membangun MoU dengan perguruan tinggi, peserta KKN termasuk menjadi duta, terutama berkaitan dengan mengantisipasi `hoax`," katanya menyebutkan.

Sementara Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Sulsel Hasdullah mengatakan pada tahun 2017 pihaknya telah melakukan upaya edukasi literasi ber-media sosial bagi pelajar dan mahasiswa melalui gerakan "Ayo Santun dan Produktif di Media Sosial."

Gerakan tersebut, lanjutnya, telah mengcover 1.500 mahasiswa yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Sulsel.

"Tahun ini akan kita lakukan lagi untuk 100 peserta, namun kita akan membuat indikator dampak yang lebih terukur," pungkasnya.

Pewarta: Nurhaya J Panga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018