Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, memprioritaskan penanganan warga Ahmadiyah yang mengungsi ke Markas Kepolisian Resor Lombok Timur, setelah rumah mereka di Desa Gereneng, dirusak sekelompok warga pada Sabtu (19/5) dan Minggu.

Penjabat sementara (Pjs) Bupati Lombok Timur, H Ahsanul Khalik, yang dihubungi dari Mataram, Minggu petang, menegaskan upaya penanganan warga Ahmadiyah yang mengungsi sudah dirapatkan dengan Kejaksaan Negeri Selong, jajaran Polres Lombok Timur, dan Komando Distrik Militer (Kodim) 1615 Lombok Timur, serta organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Lombok Timur.

"Kami memprioritaskan penanganan bantuan kebutuhan pokok. Kami juga akan memenuhi kebutuhan pakaian, terutama untuk anak-anak usia sekolah. Sudah dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," katanya usai menggelar rapat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Lombok Timur.

Dalam rapat dengan Forkompinda Kabupaten Lombok Timur, kata Ahsanul, dibahas juga mengenai kemungkinan pemerintah daerah memberikan bantuan dana untuk perbaikan rumah warga Ahmadiyah yang dirusak.

"Kondisi delapan unit rumah yang dirusak sudah dibersihkan oleh TNI Angkatan Darat, anggota kepolisian dan satuan polisi pamong praja," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan dalam rapat tersebut juga diputuskan membuat surat edaran untuk seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Timur agar tidak melakukan hal-hal diluar ketentuan hukum dan menahan diri.

Khusus kepada warga Ahmadiyah untuk tidak melakukan aktivitas keagamaan berdasarkan ideologi yang mereka yakini, sampai situasi terkendali dan bisa dicarikan solusi bersama melalui mediasi di markas Kodim 1615 Lombok Timur, dalam waktu dekat.

Ahsanul juga menegaskan bahwa penanganan proses hukum oleh jajaran Polres Lombok Timur sudah dilakukan. Sebanyak 12 warga Ahmadiyah sudah dimintai keterangan.

Anggota Polres Lombok Timur juga sedang melakukan identifikasi terhadap para pelaku perusakan. Namun proses tersebut tidak bisa serta-merta dilakukan karena perusakan diduga dilakukan oleh banyak warga dalam satu desa.

"Untuk sementara, kondusivitas daerah dan penanganan saudara-saudara kita di penampungan yang menjadi prioritas, mereka harus terlindungi dan terpenuhi kebutuhannya," katanya.

Sementara itu, Kapolres Lombok Timur AKBP M Eka Faturrahman, yang dimintai konfirmasinya terkait proses penyelidikan hanya menjawab singkat bahwa proses penegakan hukum sedang berjalan.

Pewarta: Awaludin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018