...dalam rangka memberi rasa aman kepada rakyat, tetapi dengan catatan dilakukan dengan situasi di luar kapasitas Polri. Artinya tindakan preventif, lebih penting dibandingkan represif."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menagatakan pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI dalam rangka memberi rasa aman kepada masyarakat, namun dilakukan jika situasi di luar kapasitas Polri.

Hal ini diungkapkan Presiden saat acara buka puasa bersama dengan Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri Kabinet Kerja, tokoh Islam, pengurus KADIN, HIPMI di Istana Negara Jakarta, Jumat.

"Proses membentuk Komando Pasukan khusus gabungan yang berasal dari Kopasus, Marinir Paskhas, dalam rangka memberi rasa aman kepada rakyat, tetapi dengan catatan dilakukan dengan situasi di luar kapasitas Polri. Artinya tindakan preventif, lebih penting dibandingkan represif," kata Kepala Negara.

Presiden juga mengungkapkan bahwa tindakan preventif itu bagaimana tidak memberikan ruang kepada lembaga pendidikan, ruang publik, mimbar umum dari ajaran ideologi sesat, yaitu terorisme.

Jokowi juga mengatakan bahwa saat ini pemerintah dan berusaha menyelesaikan dan merampungkan RUU Tindak Pidana Terorisme dalam rangka mencegah dan menghancurkan paham yang menyesatkan ini.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Kepala Staf Presiden (KSP) Jend (Purn) TNI Moeldoko ingin menghidupkan kembali pasukan elit TNI Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) dari matra Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, untuk menanggulangi tindak kejahatan terorisme.

"Saya sudah laporkan kepada Presiden Joko Widodo kemarin, dan beliau tertarik. Nanti kita akan bicarakan dengan Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto)," kata Moeldoko di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (16/5).

Koopssusgab TNI pernah dibentuk oleh Moeldoko saat dia menjabat sebagai Panglima TNI pada 2015 lalu, untuk menghadapi persoalan penanggulangan terorisme di Indonesia. Koopssusgab terdiri atas 90 prajurit terbaik dari Kopassus, Denjaka AL dan Paskhas AU.

Pada saat peresmian Koopssusgab tiga tahun lalu, pasukan gabungan tersebut diberi pelatihan dan pembinaan untuk dapat menyusun doktrin dan pemetaan terorisme, sehingga ketika ancaman teror muncul, pasukan tersebut dapat diterjunkan dengan cepat.

Koopssusgab saat itu disiagakan di wilayah Sentul, Jawa Barat, untuk berlatih dengan status operasi, sehingga bisa setiap saat diterjunkan dalam proses penanggulangan antiteror.

Namun Moledoko mengatakan pasukan gabungan tersebut sudah dibekukan, sehingga perlu persetujuan Presiden Joko Widodo untuk menghidupkan kembali.
"Sepertinya dibekukan. Perlu lapor lagi ke Presiden," tambah Moeldoko.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018