Bandar Lampung (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tidak (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pihaknya menyediakan sebanyak 220.000 beasiswa pada 2018 yang terdiri dari 90.000 beasiswa Bidikmisi dan 130.000 beasiswa Program Prestasi akademik (PPA).

"Pada tahun ini, kami menyediakan sebanyak 90.000 beasiswa untuk Bidikmisi dan 130.000 beasiswa untuk PPA. Kecenderungannya setiap tahun kuotanya terus meningkat," ujar Menristekdikti dalam Dialog Nasional II Indonesia Maju di Universitas Bandar Lampung, Bandar Lampung, Lampung, Senin.

Mantan Rektor Universitas Diponegoro tersebut menambahkan bahwa beasiswa untuk mahasiswa berprestasi namun berasal dari keluarga tidak mampu atau Bidikmisi pada 2017 kuotanya sebanyak 80.000 beasiswa dan pada 2019, pihaknya mengajukan sebanyak 130.000 beasiswa.

Sedangkan untuk PPA, jumlah kuota pada tahun ini sebanyak 130.000 beasiswa dan hampir separuhnya diberikan kepada mahasiswa yang ada di Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

"Dari 130.000 tersebut, sekitar 60.000 disebar ke PTS, termasuk PTS yang ada di wilayah Lampung. Jadi beasiswa itu tidak hanya untuk mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) saja," terang Nasir.

Nasir menambahkan beasiswa tersebut bertujuan untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK). Saat ini APK Pendidikan Tinggi masih pada angka 31,5 persen.

"Beasiswa bidikmisi, ADik, dan PPA meningkat setiap tahun untuk menjamin peningkatan akses dan mutu pendidikan tinggi," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Nasir juga menjelaskan bahwa kebijakan menghadapi era revolusi industri 4.0, juga terus diperkuat. Hal tersebut dilakukan dengan beberapa strategi.

"Kami lakukan reorientasi kurikulum seperti lakukan literasi baru, meningkatkan kegiatan kepemimpinan dan bekerja dalam tim, kewirausahaan dan magang agar diwajibkan. Menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh dengan metode hybrid/blended learning yang bisa diterapkan dengan Sistem Pembelajaran Daring (SPADA), serta pembentukan unit khusus life long learning di perguruan tinggi."

Nasir menyatakan pihaknya terus meningkatkan inovasi pembelajaran berbasis digital akan terus ditingkatkan untuk merespons era disrupsi teknologi revolusi industri 4.0.

Baca juga: Menristekdikti: beasiswa untuk putus rantai kemiskinan di Indonesia

Pewarta: Indriani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018