Hal ini harus dilakukan untuk menyikapi hasil UN yang anjlok seperti sekarang"
Surabaya (ANTARA News) - Nilai ujian nasional (UN) untuk tingkat SMA/SMK/MA di Jawa Timur pada tahun ini turun signifikan dibandingkan hasil ujian pada tahun lalu.

Persentase siswa yang mendapatkan nilai di bawah 55 bahkan mencapai 78,88 persen atau naik dibanding tahun lalu yang hanya 55,41 persen, kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman usai pembagian Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) di Surabaya, Rabu.

"Untuk jenjang SMK, siswa yang mendapat nilai di bawah 55 mencapai 174.283 dari 220.958 siswa. Tahun kemarin yang di bawah 55 mencapai 110.316 siswa," kata Saiful.

Untuk jenjang SMA , siswa yang mendapat nilai di bawah 55 mencapai 146.183 dari 172.105 siswa. Dengan demikian persentase siswa yang mendapat nilai di bawah 55 mencapai 85,30 persen, meningkat dari tahun lalu yang hanya 85,13 persen.

Sementara untuk MA, persentase siswa yang mendapat nilai di bawah 55 mencapai 96,34 persen, meningkat dari tahun lalu sebesar 95,41 persen. Tahun ini siswa yang mendapat nilai di bawah 55 mencapai 95.980 dari 100.237 siswa.

Baca juga: Hasil UN SMP Terbuka Jember terbaik se-Jatim

"Nilai di bawah 55 bisa membengkak seperti ini jumlahnya berarti ada yang salah. Apakah guru sudah tidak bekerja maksimal atau bagaimana," kata dia.

Dengan anjloknya nilai UN jenjang SMA/SMK/MA di Jatim, Saiful berencana melakukan mutasi guru dalam kota supaya guru bisa memulai sistem pembelajaran baru di lingkungan baru.

"Kalau bisa gurunya dipindah dari satu sekolah ke sekolah lain, jadi tidak ada guru yang manja. Semua harus berjuang lagi," ucapnya.

Dia menilai, banyaknya siswa yang mendapat nilai kurang dari 55 ini tak lepas dari rata-rata nilai per mata pelajaran yang juga menurun. Khususnya pada MA dan juga SMK yang selama ini menjadi andalan Jatim.

Selain itu, dia juga berinisiatif agar sekolah kembali melakukan peningkatan kompetensi guru. Hal ini dilakukan dengan mengundang dosen-dosen dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ataupun Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

"Hal ini harus dilakukan untuk menyikapi hasil UN yang anjlok seperti sekarang," ujarnya.

Baca juga: 256 pelajar di Jatim tidak lulus UN SMA

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018