Mataram (ANTARA News) - Gempa bumi berkekuatan 4,9 pada skala Richter mengguncang selatan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Senin pukul 14.00 WITA, namun tidak berpotensi Tsunami.

Hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa pusat gempa buma terletak pada kordinat 9,42 drajat lintang seltan dan 118,52 drajat bujur timur.

"Tepatnya pada jarak 70 kilometer arah barat laut Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, pada kedalaman 22 km," kata Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto.

Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan bahwa wilayah Bima (NTB), mengalami guncangan dalam skala intensitas II skala intensitas gempa (SIG) BMKG, atau III "Modified mercalli intensity" (MMI). Di daerah itu guncangan gempa bumi dirasakan oleh beberapa orang.

Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas sesar aktif.

Hingga pukul 14.40 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

"Kami mengimbau masyarakat di wilayah Bima, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Agus.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB Agung Pramuja, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh Kepala Pelaksana BPBD di lima kabupaten/kota di Pulau Sumbawa, untuk memonitor dampak gempa bumi berkekuatan 4,9 pada skala Richter tersebut.

"Kami mohon bantuannya agar memonitor dampak dari gempa bumi tersebut, terutama wilayah terdekat dari pusat gempat. Kami di provinsi siap siaga mengikuti perkembangan informasi dari kabupaten/kota," ujarnya.

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 3,5 pada skala Richter mengguncang Bima, Pulau Sumbawa, NTB, pada 23 Februari 2018, sekitar pukul 17.48 WITA. Tidak ada laporan korban jiwa dan kerusakan dalam peristiwa tersebut.

Pewarta: Awaludin
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018