Saya ajak Ibu Lagarde ke sini karena kami tidak ingin menunjukkan situasi yang baik-baik saja. Kami persilakan beliau melihat yang sangat bagus, menengah dan masyarakat kelas bawah. Kita serahkan kepada beliau untuk membuat kesimpulan sendiri tentang
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengajak Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cilincing, Jakarta Utara, Rabu.

"Saya ajak Ibu Lagarde ke sini karena kami tidak ingin menunjukkan situasi yang baik-baik saja. Kami persilakan beliau melihat yang sangat bagus, menengah dan masyarakat kelas bawah. Kita serahkan kepada beliau untuk membuat kesimpulan sendiri tentang Indonesia," kata Luhut melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.

Setelah mengunjungi TPI Cilincing, Luhut lalu mengajak Lagarde melihat suasana sungai Cilincing yang tadinya penuh dengan sampah dan kini telah menjadi lebih baik.

"Kami memulai proyek pembersihan sungai ini sejak tahun lalu. Tadinya sungai ini mirip lautan sampah dan kini sudah lebih baik. Kami mengolah plastik-plastik yang diambil dari sungai untuk dijadikan lapisan aspal seperti yang kita injak ini," terang Luhut.

Pada kesempatan tersebut, mantan Menko Polhukam itu menceritakan bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait sedang melakukan upaya pembersihan Sungai Citarum yang diklaim sebagai sungai terkotor di dunia.

"Saya jelaskan melalui video bagaimana Citarum itu dibersihkan sepanjang 269 km, dan dikerjakan tidak hanya oleh pemerintah tapi masyarakat dan TNI-Polri pun ikut terlibat. Karena ada lebih dari 27 juta orang yang hidup di sekitar sungai Citarum dan ada orang Perancis yang bernama Gary Bencheghib yang ikut mendorong (upaya pembersihan sungai), dan secara khusus memberikan perhatian betapa pentingnya kehidupan air," jelasnya.

Selepas dari TPI Cilincing, rombongan mengunjungi SDN 03 dan 06 Cilincing yang berjarak sekitar 500 meter. Di tempat ini, Lagarde dan rombongan disambut ratusan murid dan guru yang melakukan berbagai atraksi seperti marching band, pencak silat dan nyanyian lagu.

Pada sambutannya, Luhut menyemangati murid-murid untuk belajar yang giat agar bisa menjadi pribadi yang sukses seperti Lagarde. Ia menyebut kesuksesan Lagarde berkat ketekunan dan kedisiplinannya dalam belajar.

"Kalian bisa apa tidak menjadi seperti dia? Pasti bisa juga. Sekarang kita semua harus kerja keras,"

Ia juga menekankan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak lagi membuang sampah sembarangan atau ke sungai.

Menurut dia, Sungai Cilincing yang telah dibersihkan menjadi tanggung jawab para murid dan masyarakat sekitar untuk dijaga kebersihannya.

Lagarde dalam sambutannya menyatakan kekagumannya atas berbagai atraksi yang telah dipertunjukkan oleh para murid dan mengapresiasi para guru yang telah mendidik murid-murid di sekolah.

"Saya akan berikan rasa hormat saya kepada para guru, karena saya tahu betapa kerasnya seorang guru harus bekerja untuk mengajar anak muridnya, `Bravo` untuk para guru. Kalian pasti akan selalu mengenang kalian. Saya akan mengatakan satu hal, saya yakin bahwa kelak anda akan menjadi seorang pemimpin, seorang yang akan mencapai cita-citanya, tapi untuk mencapai hal itu kita semua harus mau berusaha untuk lebih disiplin dalam bekerja," katanya.

Senada dengan Luhut, ia meminta para murid dan guru untuk mencintai lingkungan dan merawatnya.

"Selain kerja keras, kalian harus tetap merawat lingkungan, terutama sungai, wilayah sekitara kalian, sekolah kalian, desa anda dan semuanya. Jadi tidak boleh ada lagi sampah plastik di dalam sungai. Ini hal yang sangat serius sekali karena akan berdampak sangat buruk sekali bila sampah plastik itu sampai ke laut dan dimakan ikan. Tugas kalian adalah melindungi kehidupan," katanya.

Usai meninjau sekolah, Luhut, Lagarde dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyantap sarapan pagi di daerah pantai Ancol, dilanjutkan dengan meninjau daerah sekitar pantai Ancol.

Lagarde akan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta untuk memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018