Kupang, Nusa Tenggara Timur/NTT (ANTARA News) - Calon wakil gubernur NTT Emilia Nomleni menegaskan tekadnya mengikuti proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur sampai akhir meski calon gubernur pasangannya, Marianus Sae, tidak bisa terlibat karena sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya akan tetap maju, sampai garis finis. Ini tekad saya dan saya pasti bisa," katanya di Kupang, Selasa, usai menghadiri rapat pleno penarikan nomor urut calon gubernur dan wakil gubernur NTT bersama tiga pasangan calon lainnya.

Usai menerima nomor urut dua, Emilia meneteskan air mata sambil mengangkat nomor urut dua yang dia pilih dalam rapat pleno tersebut. Dia mengatakan tangisan itu merupakan tangisan bahagia, dan mengatakan dia makin termotibasi berjuang dalam pemilihan gubernur.

Dia juga mendapat dukungan dan motivasi dari calon gubernur Esthon Foenay. Emilia merupakan satu-satunya perempuan yang mengikuti pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT tahun ini.

Peserta pemilihan gubernur/wakil gubernur NTT tahun ini antara lain Esthon L Foenay dan Christian Rotok yang diusung Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN); Beny K Harman (BKH) dan Benny Litelnoni yang diusung Demokrat, PKS dan PKPI; serta Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi yang diusung Partai Nasdem, Golkar dan Partai Hanura.

Pasangan lainnya adalah Marianus Sae, Bupati Ngada yang ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus korupsi, dan Emilia Nomleni yang diusung PDI Perjuangan dan PKB.

Emilia mengatakan sudah saatnya NTT memiliki pemimpin perempuan. "Sudah saatnya kaum perempuan maju. Saya akan membuktikan bahwa saya bisa sendiri maju dan berjuang serta bersaing dengan pasangan yang lain," katanya.

Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018