Johannesburg, Afrika Selatan (ANTARA News) -  Sekitar 950 pekerja tambang emas terperangkap di bawah tanah di Afrika Selatan setelah pemadaman listrik besar-besaran pada Kamis (1/2) menurut perusahaan pemilik tambang.

Perusahaan tambang Sibanye-Stillwater mengatakan pemadaman listrik besar-besaran mengakibatkan lift yang membawa penambang yang bekerja malam ke permukaan di tambang emas Beatrix di dekat kota pusat Welkom berhenti beroperasi.

"Kami mengirim tim penyelamat ke bawah, membentuk kelompok dan berusaha mengeluarkan mereka dari sana sesegera mungkin," kata James Wellsted, juru bicara Sibanye-Stillwater, kepada televisi ENCA.

"Semua pekerja tampaknya baik-baik saja. Kami memasok makanan dan air," kata Wellsted dalam pesan telepon kepada AFP.

Sekitar 65 orang diselamatkan pada siang hari, 950 lainnya masih terjebak di bawah tanah pada sore hari menurut perusahaan tersebut.

Wellsted mengatakan bahwa para insinyur kesulitan mengoperasikan generator darurat untuk menyalakan kembali lift. "Kami sibuk membereskan masalah itu saat ini," sambungnya.

Kongres Serikat Pekerja Afrika Selatan (Cosatu) pada Kamis (1/2) juga mengonfirmasi kejadian di Tambang Beatrix di Negara Bagian Northern Free itu menurut siaran kantor berita Xinhua.

Presiden Perhimpunan Pekerja Tambang dan Serikat Pekerja Bangunan (AMCU) Joseph Mathunjwa mengatakan listrik padam, yang dilaporkan akibat badai, menyebabkan para pekerja terjebak di bawah tanah di lorong 2 dan lorong 3.

Cosatu mengatakan mereka ingin pemerintah menyelidiki penyebab tragedi itu. Sizwe Pamla, Juru Bicara Nasional Cosatu, mengatakan, "Pemerintah kita perlu datang dengan beberapa mekanisme pelaksanaan yang layak guna menjamin dipatuhinya peraturan keselamatan dan kesehatan dan bekerja untuk mengurangi kecelakaan di tambang."

Mereka juga menyerukan layanan darurat menggandakan upaya mereka guna menyelamatkan pekerja tambang yang terjebak. Cosatu juga mengatakan perusahaan tambang mesti belajar dari peristiwa masa lalu guna mencegah meningkatnya kematian di tambang.

"Federasi sangat prihatin dengan angka kematian tambang dan menyeru perusahaan tambang agar secara sungguh-sungguh menerima rencana lima poin yang dijanjikan yang ditujukan untuk mencapai nol resiko berkaitan dengan kematian di tambang. Kita perlu menerapkan mekanisme pencegahan yang masuk akal dan kokoh guna membantu mengurangi dan akhirnya menghentikan kematian di tambang," kata Pamla. (Uu.C003)

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018