Gaza City (ANTARA News) - Tujuh pusat medis di Gaza berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar untuk menghidupkan generator listrik, kata Kementerian Kesehatan di daerah kantong Palestina itu dua hari setelah sebuah rumah sakit mengambil langkah serupa.

Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikendalikan, mengatakan situasi kesehatan memasuki “tingkat yang belum pernah terjadi” akibat krisis listrik.

Dia mengatakan tujuh pusat kesehatan di berbagai wilayah di Gaza akan menghentikan operasi karena mereka tidak memiliki bahan bakar untuk menjalankan generator cadangan.

Pada Senin, satu rumah sakit di Beit Hanoun di Gaza utara mengumumkan akan memindahkan seluruh pasiennya dan menghentikan layanan karena kekurangan bahan bakar.

Pemerintah Palestina yang diakui secara internasional, yang berbasis di Tepi Barat dan diperintah oleh saingan Hamas, Fatah, menuduh kelompok Islam tersebut membesar-besarkan masalah itu, mengatakan bahwa bahan bakar dan dana telah disediakan.

Israel sudah memblokade Jalur Gaza selama lebih dari satu dekade yang menurut mereka diperlukan untuk mengisolasi Hamas, yang menjadi lawan mereka dalam tiga perang sejak 2008.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan hukuman kolektif terhadap dua juta penduduk Gaza.

Gaza membutuhkan sekitar 500 megawatt listrik per hari, namun hanya menerima kurang dari setengahnya, yang berarti penduduk hanya menerima beberapa jam listrik per hari.

Mohammed Thabet, juru bicara perusahaan penyalur listrik GEDCO di Gaza, mengatakan pekan ini pasokan hanya 178 megawatt, sementara permintaan melonjak akibat cuaca dingin.

Untuk bertahan, rumah sakit dan badan publik yang bergantung pada bahan bakar untuk menyalakan generator, namun kekurangan bahan bakar merupakan masalah umum.

Thabet mengatakan bahan bakar yang diimpor dari negara tetangga Mesir telah menurun dalam beberapa hari terakhir.

Mesir juga lebih banyak menutup perbatasan dengan Gaza dalam beberapa tahun terakhir, namun mengizinkan impor bahan bakar, demikian menurut siaran kantor berita AFP. (mr)


Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018