Kota Gaza (ANTARA News) – Sebuah rumah sakit di Gaza menghentikan layanan pada Senin (29/1) setelah kehabisan bahan bakar, kata Kementerian Kesehatan mengenai dampak kekurangan listrik parah yang dihadapi daerah kantung Palestina yang diblokade itu.

Rumah sakit Beit Hanoun di Gaza utara "menangguhkan layanan medis karena kekurangan bahan bakar", sejumlah pasiennya dipindahkan ke rumah sakit lain, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra.

Dia mengatakan sekitar 60.000 orang biasanya dilayani oleh rumah sakit yang merawat puluhan pasien dalam kondisi serius itu. Rumah sakit lain, termasuk Shifa Hospital yang terbesar di Gaza, tetap buka.

Pada tingkat ketersediaan listrik saat ini, rumah sakit membutuhkan 500 liter bahan bakar sehari untuk mengoperasikan pembangkit dan menjalankan layanan medis, tambah Qudra.

Gaza menderita akibat kekurangan energi, warganya hanya mendapat listrik selama beberapa jam dalam sehari. Cuaca dingin di Gaza telah memicu peningkatan permintaan listrik dan bahan bakar untuk menenagai pembangkit. Daerah kantung itu membutuhkan listrik 500 megawatt sehari, namun menerima kurang dari separuhnya.

Israel mempertahankan pengepungan Gaza selama satu dekade dengan alasan itu diperlukan untuk membatasi Hamas, gerakan Islam yang menguasai jalur itu yang menjadi lawannya dalam tiga perang sejak 2008.

Otoritas Palestina yang bermarkas di Tepi Barat yang diduduki Israel sepakat mengakhiri pemangkasan pembayaran listrik untuk Gaza menurut siaran kantor berita AFP.

Barang-barang dan pasokan seperti bahan bakar yang tidak masuk dalam daftar larangan Israel diperbolehkan masuk melalui satu penyeberangan dari Israel ke Gaza.

Mesir lebih banyak menutup perbatasannya dengan Gaza dalam beberapa tahun terakhir, namun masih mengizinkan impor bahan bakar tertentu. (mu) 

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018