Mataram (ANTARA News) - Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, kembali dilanda banjir pada Senin sekitar pukul 13.00 WITA dan belum surut hingga malam hari.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima H M Taufik Rusdy, melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, menyebutkan banjir kali ini menerjang beberapa desa, di antaranya Desa Sie, dan Tangga, Kecamatan Monta. Ketinggian air yang menggenangi pemukiman di atas lutut orang dewasa.

"Ada ratusan kepala keluarga yang mengungsi ke tempat ibadah karena rumahnya terendam air," katanya.

BPBD Kabupaten Bima bersama Dinas Sosial Kabupaten Bima, sudah melakukan penanganan bencana di kecamatan tersebut sesuai dengan instruksi Bupati Indah Dhamayanti Putri.

Tim dari kedua instansi tersebut sudah turun ke lokasi bencana untuk menangani dampak banjir dan melakukan langkah-langkah tanggap bencana.

Menurut Taufik, penanganan dimaksudkan agar kehidupan masyarakat dapat segera normal dan mengetahui dengan segera dampak yang ditimbulkan pasca terjadinya banjir.

"Nanti, Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) BPBD akan melakukan penghitungan kerugian yang diakibatkan oleh banjir di wilayah tersebut dan dilaporkan kepada bupati," ujarnya.

Dari laporan sementara, wilayah terdampak paling parah yaitu di RT 2, RT 3 dan RT 4 dengan jumlah KK terdampak 60 orang. Rata-rata rumah digenangi lumpur setinggi 10 centimeter dan warga kesulitan untuk memasak.

Sementara infrastruktur pendidikan yang terdampak banjir, yaitu SMP 1 Monta, dan SDN Tangga 1.

"Tim TRC-PB sudah menyalurkan bantuan logistik dan akan ikut membantu warga membersihkan rumah dari air berlumpur," katanya.

Sebelumnya, banjir terjadi di Desa Keli, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, pada Sabtu (20/1), menyebabkan satu korban meninggal dunia karena terseret arus banjir di sungai.

Banjir juga melanda Kelurahan Paruga, Dara, dan Rontu, Kota Bima, pada Minggu (21/1), sekitar pukul 18.00 WITA. Banjir disebabkan meluapnya beberapa sungai di daerah hilir, yakni Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, ketika terjadi hujan lebat.

Banjir bandang cukup besar juga menerjang 13 desa di 5 kecamatan pada Sabtu (13/1), pukul 17.30 WITA hingga Minggu (14/1) pagi, dan menggenangi rumah warga.

Selain kerugian materi dan kerusakan infrastruktur, bencana alam tersebut juga menyebabkan satu warga meninggal dunia karena hanyut terseret arus banjir di sungai.

Hingga berita ini diturunkan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di beberapa daerah di Bima hingga malam hari. Warga dalam posisi siaga untuk mengantisipasi terjadinya banjir akibat meluapnya air sungai.

Pewarta: Awaludin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018