Yerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (25/12) memuji keputusan Guatemala untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, mengatakan bahwa negara-negara lain juga akan mengikuti keputusan Washington mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel.

"Negara-negara lain akan mengakui Yerusalem dan mengumumkan relokasi kedutaan mereka. Negara kedua melakukan hal itu dan saya mengulanginya: akan ada negara lainnya, ini baru permulaan dan ini penting," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP.

Pengumuman Guatemala pada Minggu itu muncul setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui mosi yang menolak keputusan kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pengumuman Trump memicu kemarahan di wilayah Palestina dan dunia muslim yang lebih luas.

Israel merebut kendali bagian timur kota tersebut dalam perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Warga Palestina menganggap Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Tidak ada negara yang saat ini memiliki kedutaan di Yerusalem. Mereka tetap mempertahankan kedutaan Israel mereka di ibu kota komersial Tel Aviv.

Pada Kamis, dua per tiga anggota PBB menolak keputusan Trump. Hanya delapan negara yang berdiri dengan Amerika Serikat menentang resolusi itu yang disahkan dalam Majelis Umum PBB itu, termasuk di antaranya Guatemala dan Honduras. (hs)

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017