Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengimbau industri makanan dan minuman nasional untuk memacu inovasi serta upaya strategis untuk meningkatkan daya saing di tingkat global. 




Langkah yang perlu ditempuh, lanjut Airlangga, antara lain berupa peningkatan mutu dan produktivitas serta efisiensi di seluruh rantai nilai produksi, demikian keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat.



"Pemerintah telah berkomitmen dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil melalui penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi, serta program pembinaan dan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match dengan industri," kata Airlangga.



Menperin menambahkan, pihaknya juga tengah memfokuskan pengembangan industri mamin nasional melalui penerapan standar keamanan dan menciptakan inovasi produk, terutama dalam menghadapi era ekonomi digital.



"Dengan upaya ini, kami berharap dapat memperluas pasar, tidak hanya domestik, tetapi juga ke negara tujuan ekspor," ujarnya.



Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian dan otoritas keamanan pangan Singapura telah sepakat untuk menyusun standar keamanan dan inovasi agar bisa mendongkrak nilai ekspor produk makanan dan minuman nasional.



"Saya telah berdiskusi dengan PM Singapura, kita akan bekerja sama membangun standar yang sama. Mereka mendukung kita untuk mengekspor lebih banyak produk makanan dan minuman. Ada berbagai macam yang akan diatur mulai dari daya tahan makanan sampai inovasi pengemasan," jelas Airlangga.



Standar baku untuk inovasi dan keamanan pangan tersebut ditargetkan dapat segera dirilis pada tahun depan. Menurutnya, Indonesia menggandeng Singapura untuk penyusunan dokumen tersebut karena negara itu memiliki pasar ekspor yang luas, sedangkan Indonesia memiliki produk makanan dan minuman dengan economic of scale yang lebih tinggi sehingga lebih efisien.



Menperin menambahkan, pemerintah tengah mengkaji mengenai pemberian insentif untuk kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang industri guna meningkatkan jumlah inovasi.



"Ke depan, inovasi di Indonesia nilai tambahnya akan tinggi,” terangnya.



Saat ini indeks global untuk bidang riset dan inovasi industri di Indonesia masih berada di posisi ke-80 dari seluruh negara di dunia. Berbeda dengan capaian indeks kemudahan berinvestasi di Indonesia yang melompat hampir 40 peringkat dalam waktu dua tahun dari urutan ke-110 menjadi posisi ke-72.



Airlangga mencontohkan kebijakan inovasi yang dilakukan oleh Thailand, dengan berani memberikan insentif kepada industri hingga 300 persen. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia tengah mendorong perekonomian nasional yang diperkuat dengan inovasi dan pendidikan vokasi industri.



"Karena inovasi dan pendidikan vokasi adalah dua hal yang bisa meningkatkan daya saing Indonesia," pungkasnya.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017