Anak-anakku, saya titip, anggaran yang ada di kartu ini agar digunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan pendidikan
Medan, Sumatera Utara (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada masyarakat di Kabupateng Langkat, sekaligus berpesan agar anak-anak menggunakan kedua kartu hanya untuk pendidikannya.

"Anak-anakku, saya titip, anggaran yang ada di kartu ini agar digunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan pendidikan dan sekolah misalnya, untuk beli buku, untuk beli tas sekolah, boleh?" kata Presiden Joko Widodo di Gedung Serba Guna Manunggal Langkat Berseri, Kabupaten Langkat, Jumat.

Presiden membagikan 1.268 KIP yang terdiri atas 450 untuk siswa SD, 450 siswa SMP, 212 untuk SMA, 56 untuk SMK dan 100 program kesetaraan.

"Coba anak-anak yang sudah pegang kartu KIP diangkat yang tinggi, sudah pegang semuanya ya? Silakan turunkan, jadi di kartu ini semuanya sudah tahu untuk yang SD diberikan Rp450 ribu, sudah tahu? Yang SMP mendapatkan Rp750 ribu, yang SMA/SMK mendapatkan Rp1 juta, cukup enggak Rp1 juta?" tanya Presiden.

"Untuk beli sepatu boleh? Untuk beli pulsa boleh? Tidak boleh. Uang yang ada di sini untuk beli pulsa, kalau ketahuan kartunya dicabut, janjian ya? Saya titip anak-anak ini digunakan betul-betul untuk menunjang pendidikan anak-anakku semuanya, belajar yang baik, karena tugas anak-anak adalah belajar," kata Presiden.

Menyangkut Program Keluarga Harapan, Presiden berpesan kepada para ibu pemegang PKH.

"Ibu-ibu sudah pegang semua kartu dan tabungan, sudah diambil berapa? Habis? coba, jadi setiap tahun dianggarkan di dalam tabungan dan kartu ini dianggarkan sebesar Rp1,89 juta cukup tidak?" tanya Presiden.

Presiden mengaku setelah melihat catatan pengeluaran para penerima PKH, para ibu baru sedikit mengambil rekening yang ada di dalamnya.

"Saya buka-buka ternyata baru diambil Rp390 ribu benar? Bagaimana? Memang belum diambil? Terus mau diambil kapan? Ditabung? Saya titip kalau memang tidak perlu betul ya sudah ditabung, kan tidak hilang," ungkap Presiden.

Presiden mengaku bahwa bila memungkinkan anggaran PK akan ditambah tahun depan.

"Tahun depan Insya Allah akan masuk lagi ke rekening ibu dan semuanya Rp1,89 juta, kalau ada anggaran APBN berlebih bisa saja angka itu tapi sementara saya sampaikan Rp1,89 juta, cukup tidak?" kata Presiden.

PKH itu diharapkan dapat membantu para ibu untuk memenuhi gizi anak dengan membelikan telur, maupun makanan lainnya. Tapi bila ketahuan dibelikan rokok, Presiden mengancam akan mencabut PKH.

"PKH adalah untuk menyiapkan anak-anak kita biar sehat, pintar dan pantai agar bangsa kita indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain, kalau anak-anak kita pintar berani bersaing dengan negara lain, indonesia jadi negara maju, negara sejahtera, karena itu harus disiapkan," tegas Presiden.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017