Solo (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menargetkan nilai ekspor mebel dan kerajinan produk Indonesia mengalami kenaikan mencapai sekitar dua miliar dolar Amerika Serikat pada 2018.

"Kami berharap target nilai ekspor mebel dan kerajinan 2018 mencapai dua miliar dolar AS atau meningkat dibanding tahun ini, 1,06 miliar dolar AS, sehingga 2019 dapat mencapai sekitar 2,5 miliar dolar AS," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih seusai membuka "Launching Omah Mebel dan Kerajinan Koperasi Industri Mebel dan Kerajinanan Solo Raya (KIMKAS)" di Gedung Bakorwil II Jawa Tengah Jalan Monumen 45 No 2 Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin.

Menurut Gati pada acara peluncuran rumah mebel dan kerajinan bertema "KIMKAS sebagai gerbang memenangkan persaingkan global" di gedung Bakorwil II Surakarta Banjarsari Solo itu, untuk promosi dan daya saing meningkat produksivitasnya.

Gati mengatakan ekspor mebel dan kerajinan Indonesia pada 2015 mencapai 1,21 miliar dolar AS dan 2016 kebetulan menurun menjadi 1,04 miliar dolar AS.

Penurunan ekspor itu, kata Gati, karena disebabkan beberapa hal antara lain ketersediaan pasokan bahan baku sehingga saat ini, bekerja sama dengan Perhutani untuk mempemudah perolehan bahan baku, kemudian adanya overlaping dari beberapa regulasi dan meminta Pemerintah provinsi atau kota serta kabupaten nanti lebih mempemudah perizinan yang harus dipenuhi daripada industri IKM, kemudian berkurang promosi produk.

Oleh karena itu, Pemerintah perlu langkah strategis untuk penyelesaikan segala permasalahan yang sudah disebutklan tadi. Jadi kapabilitas Indonesia dalam memproduksi mebel dan kerajinan sudah tersohor di mata dunia.

Namun, kata dia, tidak hanya aspek produksi dari kualitas produk yang mempengaruhi nilai ekspor dari pada produk, tetapi juga bagaimana aspek promosi yang tidak cukup hanya secara daring saja.

"Kami mempunyai program yang namanya e-Smart IKM sudah kerja sama dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) untuk menggelar workshop yang berguna bagi IKM," katanya.

Menurut dia, ternyata pemasaran produk dengan online saja tidak cukup, sehingga dengan pemasaran offline tetap harus dilakukan karena pembeli harus melihat langsung bagaimana barangnya dan kualitasnya.

Oleh karena itu, kata dia untuk meningkatkan promosi dari hasil produksi HIMKI tersebut dibuat KIMKAS dan pemerintah memberikan fasilitas adanya rumah mebel dan funiture yang ada di Banjarsari Solo ini.

"Kami apresiasi inisiatif dan kerja sama antara Pemerintah Provinsi, pemerintah kota, asosiasi, perbankan, dan Perhutani yang ikut serta di dalam mempermudah IKM memperoleh bahan baku." katanya.

Pihaknya berharap dengan dengan adanya pembentukan rumah mebel dan kerajinan di Banjarsari ini, dapat meningkatkan koordinasi dan kerja sama seluruh stakeholder agar supaya terus berupaya mengisi potensi peluang pasar ekspor serta dalam negeri yang cukup luas.

Ketua HIMKI Surakarta Adi Dharma Santoso mengatakan pasar ekspor mebel dan kerajinan Indonesia ke Amerika Serikat sudah lama. Pihaknya kini sedang membidik pasar baru untuk meningkatkan ekspor mebel dan kerajinan ke Afrika dan Amerika Selatan.

Menurut Adi Dharma Santoso untuk ekspor mebal dan kerajinan dari Solo dan sekitarnya ke Amerika itu, hampir 50 persen serta sisanya ke Eropa, Asia dan Australia. Jateng nilai ekpor mebel dan kerajinan sekitar 700 juta dolar AS per tahun. 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017