Banda Aceh, Aceh (ANTARA News) - Pewarta Foto Indonesia (PFI) Aceh mengingatkan para penguna sosial media (Sosmed) tidak menyebarluaskan foto-foto yang sifatnya sadis, karena tidak etis.

Ketua PFI Aceh, Fendra Tryshanie, dalam pernyataannya yang diterima di Banda Aceh, Selasa mengakui, PFI Aceh sering memantau foto-foto sadis tersebar melalui akun instagram maupun facebook. Di antara mereka adalah foto korban kecelakaan dan foto peristiwa pembunuhan.

"Foto-foto yang diunggah dan dishare itu terlihat begitu sadis dan tidak wajar, karena memperlihatkan korban yang berdarah-darah, ada juga foto jenazah tidak berbusana. Ini menurut kami sangat tidak wajar dipublis," kata Tryshanie.

Oleh sebab itu, Fendra atas nama PFI Aceh mengimbau pengelola atau admin akun media sosial yang selama ini kerap menyebarkan foto-foto sadis agar tidak lagi melakukan itu.

"Ini bukan hanya untuk akun publik yang menyiarkan berita, tapi juga untuk akun-akun pribadi. Mari kita patuhi, mari cerdas dalam menggunakan sosial media," sebut dia.

Dia bilang, dengan fasilitas media sosial saat ini, ia tidak menampik bahwa semua masyarakat mudah sekali menyebar informasi tanpa mengerti etika.

"Biasanya orang-orang yang berperilaku narsis dan psikopat senang dengan hal demikian. Hanya orang yang sehat secara psikologis tidak ikut-ikutan membagi-bagikan foto sadis tersebut," sebut dia.

Memang saat ini belum ada undang-undang yang mengatur secara spesifik soal foto-foto sadis atau tidak wajar yang diunggah ke media sosial.

"Namun secara umum tertuang dalam UU ITE asal 27 ayat 3 tentang Pencemaran Nama Baik. Memang ini luas sekali, tapi di situ sudah mencakup persoalan foto-foto tak wajar tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut katanya, jika ditinjau dari etika jurnalistik, mengunggah foto-foto sadis dan tidak wajar jelas melanggar kode etik nomor empat.

"Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila," kata dia.

Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017